Sabtu 24 Sep 2022 15:09 WIB

Kadin Dorong Organisasi Persis Bergerak di Sektor Riil

Kadin yakin Persis bisa berkontribusi sektor riil sebagai penggerak ekonomi syariah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peserta menghadiri pembukaan Muktamar XVI Persatuan Islam di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022). Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) yang dilaksanakan pada 23-26 September 2022 tersebut mengusung tema Transformasi Gerakan Dakwah Persis Untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamien Dalam Bingkai NKRI. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Peserta menghadiri pembukaan Muktamar XVI Persatuan Islam di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022). Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) yang dilaksanakan pada 23-26 September 2022 tersebut mengusung tema Transformasi Gerakan Dakwah Persis Untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamien Dalam Bingkai NKRI. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pusat mendorong organisasi kemasyarakat Islam Persatuan Islam (Persis) untuk bergerak pada sektor riil. Apalagi saat ini Persis memiliki 230 lembaga pendidikan berbasis pesantren dan 358 cabang di wilayah seluruh Indonesia.

Ketua Kadin Arsjad Rasjid mengatakan Persis merupakan salah satu ormas terbesar di Indonesia yang memiliki 358 cabang di Indonesia. Selain itu memiliki 230 lembaga pendidikan berbasis pesantren dan memiliki ragam potensi yang dapat dikembangkan.

"Persis memiliki potensi luar biasa besar dalam memberikan kontribusi riil sebagai penggerak ekonomi nasional berbasis syariah," ujarnya saat memberikan sambutan dalam video yang dibagikan di acara Muktamar Persis ke XVI di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).

Ia mengatakan berbagai program dapat dilaksanakan oleh Persis untuk menggerakan ekonomi syariah di daerah seperti keberadaan BMT untuk masyarakat yang membutuhkan modal. Termasuk program tabungan haji, zakat infak dan wakaf bersinergi dengan lembaga keuangan syariah.

Arsjad melanjutkan pemberdayaan dapat dilakukan pada lembaga pendidikan milik Persis, mengembangkan center of excellent, pengembangan holding pesantren. Serta promosi produk halal dan pemberdayaan santri.

"Setelah lulus harapannya santri jadi ahli agama sekaligus pengusaha atau wirausaha itu sesuai anjuran rasulullah yang seorang pedagang," katanya.

Ia mengatakan pemberdayaan lainnya dapat dilakuakn dengan peningkatan kapasitas, inkubasi usaha dan menciptakan iklim kewirausahaan. Program-program tersebut dapat dijalankan bekerja sama dengan pemerintah.

Selain itu program lainnya yang dapat dilakukan seperti menyelenggarakan jasa dan kursus keagamaan. Kemudian potensi bisnis lainnya.

"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan khusus muktamar untuk bergotong royong mengembangkan potensi yang ada," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement