Sabtu 24 Sep 2022 16:11 WIB

Komisi VII DPR: Kebijakan Penggunaan Kompor Listrik Baru Sosialisasi

Gus Falah mengeklaim, kebijakan konversi ke kompor listrik tak menambah beban rakyat.

Red: Erik Purnama Putra
Anggota Komisi VII DPR, Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah.
Foto: istimewa/doc pri
Anggota Komisi VII DPR, Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah menyoroti rencana kebijakan pemerintah yang mulai menggencarkan pergantian penggunaan gas elpiji tiga kilogram dengan kompor induksi atau kompor listrik. Gus Falah menyebutkan, penggunaan kompor listrik pada tahun ini masih dalam tahap uji coba dan sosialisasi.

Untuk saat ini, pemerintah akan memberikan paket kompor listrik gratis kepada 300 ribu masyarakat Indonesia, yang terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) serta memiliki listrik. "Uji coba ini untuk mengetahui, seberapa efektif penggunaan kompor listrik ini dibandingkan elpiji. Lebih bisa menekan impor gas, atau tidak," ujar Gus Falah dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (24/9/2022).

Menurut anggota Fraksi PDIP DPR tersebu, ketika penggunaan kompor listrik itu berhasil menekan impor maka dapat berdampak lebih baik untuk rakyat. Gus Falah juga mengeklaim, kebijakan konversi ke kompor listrik tak akan menambah beban rakyat. Pasalnya, kompor listrik disubsidi oleh pemerintah.

Anggota DPR Dapil Jawa Timur X itu menyampaikan, pemerintah nantinya membagikan alat miniatur circuit breaker (MCB) secara gratis kepada masyarakat penerima kompor listrik, yang merupakan pelanggan listrik 450 sampai 900 volt ampere (VA). "Sekali lagi, pengggunaan kompor listrik ini masih dalam tahap uji coba dan sosialisasi, belum ada pembahasan yang lebih intensif," ucap Gus Falah.

Kebijakan mengganti kompor yang menggunakan gas elpiji dengan induk merupakan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi bersih. Langkah program konversi dari kompor gas ke kompor induksi sejalan dengan salah satu isu prioritas G20 yaitu transisi energi.

Kementerian ESDM menyebutkan, harga kompor listrik perpaketnya sekitar Rp 1,8 juta. Dalam satu paket terdiri atas dua tungku, satu alat masak, dan satu MCB Diperkirakan per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, dapat menghemat biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas LPG. Diharapkan juga, dengan adanya potensi penghematan ini dapat mengurangi impor energi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement