REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. Kondisi demikian menjadikan wilayah Indonesia rawan bencana alam.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan perhatian khusus kepada mitigasi kebencanaan melalui inovasi dengan cara-cara yang kreatif. Salah satunya adalah peningkatan kapasitas relawan dan potensi SAR melalui kompetisi Jabar Quick Response River Rescue Challenge (JRRC).
JRRC sendiri adalah kompetisi SAR sungai yang diinisiasi langsung oleh Ridwan Kamil dengan tujuan menciptakan potensi-potensi SAR yang memiliki kompetensi unggul dalam situasi krisis terutama pada bencana hidrometerologi yang mungkin terjadi di Jawa Barat.
Ridwan Kamil mengingatkan, dalam upaya mitigasi bencana, selain melatih para potensi SAR agar semakin mahir, upaya mengedukasi masyarakat umum dalam memahami alam dan melestarikannya juga harus terus dilakukan.
"Kita harus terus mencari cara-cara yang kreatif untuk mengedukasi masyarakat (terkait mitigasi bencana). Masyarakat kita harus hidup dengan realita yang hadir, memahami bahwa alam itu memiliki siklusnya sendiri", ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam kegiatan audiensi bersama Jabar Quick Response, di Gedung Pakuan, Kota Bandung.
Sementara menurut Ketua Panitia JRRC Sandi Prisma Putra, JRRC akan dilaksanakan di Kabupaten Garut pada 29 September-2 Oktober 2022 memanfaatkan aliran Sungai Cimanuk di Kampung Patrol Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Peserta kompetisi sendiri berasal dari instansi, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum serta komunitas se-Indonesia. “Akan ada 60 tim yang mengikuti kompetisi dengan total 420 peserta,” kata Sandi.
Perlombaan sendiri terdiri dari 3 kategori lomba yakni Flip boat challenge, Z-drag rescue system challenge dan river rescue operation challenge.
Menurutnya, latar belakang diadakannya kompetisi yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu adalah pentingnya kemampuan operasi penyelamatan di sungai berarus deras. Mengingat potensi bencana hidrometeorologis di Indonesia khususnya Jawa Barat sangat tinggi.
Sandi berharap, dari kompetisi itu juga untuk membangun dan mengembangkan jaringan relawan spesialis pada aktivitas pencarian dan pertolongan di perairan. Mengingat Jawa Barat sendiri memiliki 2.265 sungai dan anak sungai, dimana sepanjang 2021 saja menurut data dari Basarnas, terdapat 125 penanganan SAR di perairan.
JRRC juga, kata dia, merupakan bentuk pembinaan sekaligus upaya Emil untuk memberikan ruang bagi potensi SAR di Indonesia dalam meningkatkan kompetensinya melalui kejuaraan yang berkualitas.
"Sesuai arahan Pak Gubernur, dalam rangka mewujudkan Jabar sebagai Provinsi yang tangguh bencana, JRRC adalah salah satu bentuk ikhtiar dan inovasi mitigasi kebencanaan dalam cluster edukasi dan pembinaan potensi/relawan SAR melalui ajang kompetisi penyelamatan di sungai berarus deras," paparnya.