Ahad 25 Sep 2022 08:52 WIB

Lebih dari 730 Orang Ditangkap dalam Unjuk Rasa Menolak Wajib Militer di Rusia

Putin memerintahkan wajib militer menyusul perang melawan Ukrainai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi anti huru hara menahan demonstran selama protes terhadap mobilisasi di Moskow, Rusia, Rabu, 21 September 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan di Rusia, efektif segera.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Polisi anti huru hara menahan demonstran selama protes terhadap mobilisasi di Moskow, Rusia, Rabu, 21 September 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan mobilisasi sebagian pasukan cadangan di Rusia, efektif segera.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Organisasi kemanusiaan mengatakan lebih dari 730 orang ditahan dalam unjuk rasa menolak perintah mobilisasi Rusia, Sabtu (25/9). Tiga hari setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan wajib militer pertama Rusia sejak Perang Dunia II untuk perang di Ukraina.

Organisasi independen pemantau unjuk rasa OVD-Info mengatakan mereka melihat penangkapan di 32 kota. Mulai dari Petersburg sampai Siberia.

Baca Juga

Undang-undang Rusia melarang unjuk rasa tanpa izin di mana juga melarang aktivitas apa pun yang dianggap mengkritik angkatan bersenjata. "Kamu ingin seperti saya?" tulisan di sebuah papan unjuk rasa yang dibawa seorang perempuan dengan kursi roda di sebuah protes di Moskow.

Rekaman dalam unjuk rasa yang sama menunjukkan petugas polisi Rusia membawa pria dan wanita untuk masuk ke dalam mobil polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement