REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Helson Siagian mengatakan, Indonesia tengah membangun ekosistem kepariwisataan yang berkelanjutan dan tangguh. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun membuat Indeks atau penilaian statistik untuk pariwisata dan perjalanan nasional, yakni Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN).
"IPKN akan menjadi acuan penyelenggaraan pariwisata nasional. Saat ini proses penyusunan IPKN sudah masuk tahap finalisasi," kata Helson, dikutip dari siaran pers KSP, Ahad (25/9/2022).
Helson menjelaskan, Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) memuat tata cara pelaksanaan, metodologi, dan indikator pengembangan ekosistem kepariwisataan. Penyelenggaraannya melibatkan multipihak, yakni kementerian/lembaga, pemerintah derah, akademisi, industri, masyarakat, dan media.
Helson mengungkapkan, dalam penyusunan IPKN, Kantor Staf Presiden telah merekomendasikan tiga langkah strategis dalam pengendalian penyelenggaraan IPKN. Pertama, perencanaan yang baik dengan menentukan target yang jelas dan terukur.
Kedua, lanjut dia, penguatan kelompok kerja IPKN. Di mana pemerintah provinsi diharapkan mampu melakukan debottlenecking pelaksanaan pembangunan dan anggaran terkait pembangunan ekosistem kepariwisataan di daerahnya.
"Jadi pemerintah provinsi dapat menggunakan data IPKN untuk membangun pondasi strategis dalam meningkatkan citra dan layanan pariwisata di masing-masing daerahnya," kata dia.
Ketiga, yakni optimalisasi komunikasi publik secara massif, agar capaian IPKN bisa diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Helson optimistis, Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) akan meningkatkan peringkat dan skor Indeks Pengembangan Perjalanan dan Pariwisata atau Travel and Tourism Development Index (TTDI) Indonesia pada 2023.
TTDI sendiri merupakan evolusi langsung dari laporan pengukuran Indeks Daya Saing Perjalanan dan Pariwisata atau Travel and Tourism Competitivenes Index (TTCI) yang diterbitkan 2 tahun sekali selama 15 tahun terakhir.
Dari penilaian secara keseluruhan, pada 2021, Indonesia berada di peringkat ke-32 dengan skor 4,4, setara dengan Estonia, Polandia, dan Siprus. Posisi ini membuat Indonesia melompat 12 peringkat dari laporan indeks sebelumnya pada 2019.
"Dengan penyelenggaraan IPKN, peringkat dan skor kita tahun depan diharapkan naik," kata Helson.
Sebagai informasi, KSP terlibat dalam penyusunan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN) yang digelar Kemenparekraf dalam FGD Finalisasi Pedoman IPKN, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/9/2022).
Keterlibatan KSP dalam penyusunan IPKN karena peringkat daya saing pariwisata merupakan salah satu indikator dalam Perpres No 18/2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Di mana, pemerintah mentargetkan pada 2023, peringkat daya saing kepariwisataan Indonesia yaitu berada pada rentang peringkat 29-34.