REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Pimpinan Pusat Persatuan Islam Istri (PP Persistri) menggelar Mukhtamar ke-13 di Hotel Horison, Kota Bandung. Acara yang digelar sejak Jumat (23/9/2022) hingga Senin (26/9/2022) itu dibuka dengan seminar tentang ketahanan keluarga yang diisi oleh narasumber dari berbagai latar belakang, mulai dari keagamaan, hukum, psikologi hingga kesehatan.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Mengantisipasi Kejahatan Sekkual dalam Keluarga’ itu mayoritas berisi fakta-fakta yang diambil dari kasus-kasus kejahatan seksual di lingkup keluarga. Ketua Umum PP Persistri Lia Yuliani mengatakan, tujuan utama dari dipilihnya tema tersebut adalah untuk menyadarkan para wanita, khususnya yang telah berkeluarga bahkan menjadi ibu, untuk senantiasa menyadari peran penting mereka dalam menguatkan ketahanan keluarga.
“Tema besar Mukhtamar Persistri ke-13 ini adalah Transformasi Gerakan Dakwah Persistri untuk Mewujudkan Ketahaan Keluarga Jam’iah dalam Mewujudkan Ketahanan Umat dan Bangsa, kaitannya dengan tema seminar ini adalah terkait peran ibu, karena ketahanan jamiyah itu lahir dari ketahanan keluarga-kelauraga para anggota, dari lingkup terkecil,” kata Lia saat ditemui Republika di Hotel Horizon Kota Bandung, Jumat (23/9/2022).
Menurutnya, di era globalisasi seperti saat ini, kasus kejahatan seksual menjadi isu yang marak terjadi dan patut diwaspadai. Oleh karenanya, melalui kegiatan yang melibatkan setidaknya 500 pimpinan wilayah dan daerah ini, Persistri dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan para ibu untuk melindungi keluarganya dari resiko kejahatan seksual dan dekadensi moral.
“Adanya kondisi yang miris seperti itu membuat metode dakwah persistri, melalui ibu-ibu, harus mengalami perubahan, dimana sudah tidak zaman lagi kita menggunakan bahasa-bahasayang terlalu memberikan pelabelan pad aanak anak muda sekarang, kata-kata jangan itu harus diikuti dengan alasan-alasan yang rasional,” sambung Sekretaris Umum PP Persistri Taty Setiaty.
“Semoga ini bisa menjadi bekal bagi ibu-ibu untuk melakukan transformasi dakwah untuk menuju ketahanan keluarga, mencari cara-cara dakwah yang lebih cerdas tapi tetap merujuk pada alquran dan sunnah,” imbuhnya.
Ketum PP Persistri menekankan bahwa tema ini dipilih berdasarkan kebutuhan, yang diharapkan dalam memberikan pencerahan kepada para warga Persistri tentang cara memaksimalkan peran mereka sebagai pendakwah sekaligus istri, ibu, nenek di keluarga mereka. Menurutnya, metode dakwah bukan hanya dengan memberikan sejumlah ayat atau dalil, namun juga dengan mencontohkan keteladanan dan bahasa yang merangkul dan tidak menyinggung atau menjatuhkan.
“Apalagi yang hadir saat ini adalah para pimpinan PW dan PD ya, ayo kita lakukan perubahan dari keluarga dan saat berdakwah tidak hanya berpaku pada metode tradisional, dengan hanya melabeli halal dan haram, tapi bisa menjelaskan dari sisi lain yang rasional dan logis,” kata Lia.
“Intinya kegiatan ini memberikan pemahaman dan pencerahan bagimana realita dan peran dakwah dalam menguatkan ketahanan keluarga, apalagi yang datang kali ini adalah pimpinan, jadi mereka bukan hanya dalam menyebarkan informasi dan ilmu ini kepada keluarga mereka saja, tapi juga jamaahnya dan masyarakat sekitarnya, karena kejahatan seksual ini sudah sangat mengancam ya dan berpotensi melecehkan syariat islam,” pungkasnya.