Ahad 25 Sep 2022 21:05 WIB

Pemkot Jambi Perkuat Perilaku Bersih Sanitasi Berbasis Masyarakat

Pemkot Jambi berkomitmen tinggi dalam program sanitasi total berbasis masyarakat.

Red: Ilham Tirta
  Sanitasi buruk (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sanitasi buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Kota Jambi memperkuat perilaku dan gaya hidup masyarakat lebih bersih dan sehat untuk menuju sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan, Pemerintah Kota Jambi memiliki komitmen yang tinggi dan berbagai inovasi guna mendukung terciptanya STBM di daerah tersebut.

"Apalagi, kita saat ini sedang mengikuti verifikasi STBM Award Tahun 2022," katanya di Jambi, Ahad (25/9/2022).

Baca Juga

Ia mengemukakan, terdapat lima pilar yang menjadi fokus Pemerintah Kota Jambi saat ini terkait STBM, yakni stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair, dan pengolahan air minum dan makanan.

"Untuk cuci tangan pakai sabun, kita sudah terapkan apalagi di masa pandemi," katanya.

Mengenai pengelolaan sampah, Pemerintah Kota Jambi memiliki TPA Talang Gulo yang menjadi unggulan. Termasuk saat ini sedang dibangun sistem Seweragedi beberapa kecamatan Kota Jambi untuk penanganan limbah domestik.

"Untuk program tidak buang air besar sembarangan (BABS), Kota Jambi pada tahun 2021 lalu telah menerima penghargaan STBM sebagai kabupaten/kota Stop BABS 100 persen ODF," katanya.

Selain inovasi, program STBM dapat dicapai dengan mengubah pola pikir masyarakat. Misalnya, tidak boleh buang air besar sembarangan, karena itu berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan dan diri. "Intinya pola pikir diubah," katanya.

Menurut dia, saat ini masih terdapat catatan Pemkot Jambi terkait STBM, yakni pengelolaan sampah, reuse, reduce, recycle (3R). Minat masyarakat untuk memilahsampah rumah tangga secara mandiri masih terbatas. "Pemilahan sampah sumber dari rumah tangga masih menjadi catatan," katanya.

Untuk itu, kata dia, pemerintah akan terus mengupayakan perubahan perilaku masyarakat dengan mengaktifkan pengelolaan sampah 3R, agar dipilah sampah plastik yang punya nilai, tidak dikirim ke TPA. "Sampah rumah tangga dapat diolah menjadi kompos. Perilaku ini harus menjadi kebiasaan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement