Tak Bisa Paksa Masyarakat Vaksin Covid-19, Dinkes Boyolali Berlakukan Metode Jemput Bola
Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tak Bisa Paksa Masyarakat Vaksin Covid-19, Dinkes Boyolali Berlakukan Metode Jemput Bola (ilustrasi). | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Target vaksin Covid-19 di Kabupaten Boyolali jauh dari selesai. Dinas Kesehatan (Dinkes) berlakukan metode jemput bola.
Kadinkes Kab Boyolali, Puji Astuti mengatakan bahwa penerapan vaksin ketiga atau booster berbeda dengan masa Covid-19 lalu. Hal tersebut menyusul melonggarnya kebijakan terkait Covid-19 meski pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum sepenuhnya diangkat oleh pemerintah.
"Kita itu bisanya ajak-ajak, tidak bisa memaksa seperti ketika zaman Covid-19 dulu. Kita lakukan jemput bola," kata Puji ketika dihubungi Republika, Ahad (25/9/2022).
Menurut Puji, metode jemput bola dilakukan apabila setiap kegiatan dengan dibersamai dengan adanya bilik vaksinasi. Namun, untuk jadwal pastinya adalah setiap Kamis dan Sabtu di 26 puskesmas yang ada di Boyolali.
"Nah ini dilakukan jemput bola, akhirnya setiap ada pertemuan kita ikut sertakan harus vaksin Covid-19. Kemudian setiap Kamis dan Sabtu itu ada pelayanan vaksin juga di puskesmas," kata Puji.
Selain itu, Puji mengatakan bahwa target vaksinasi untuk kab Boyolali sendiri mengalami kenaikan dari 835.772 orang menjadi sekitar 930.000 an. Meski demikian ia menyatakan bahwa targetnya belum menyentuh angka 30 persen.
"Berarti banyak yang harus kita suntik. Targetnya sendiri untuk booster sebenarnya di atas 40 persen, Tapi kita baru sekitar 27 persen atau sekitar 251.100 orang," terangnya.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan (Nakes) yang divaksin dengan dosis ke-4 di angka 48,99%. Jumlahnya sasaran nakesnya sendiri adalah 3650.
"Kalau nakes sudah 100 persen dosis ketiga. Tapi untuk yang keempat kita akan tetap menuju ke arah sana, tapi bertahap. Juga melihat kondisi," terangnya.
Selain itu, mengenai ketersediaan stok vaksin Covid-19 di tingkat provinsi sering kosong. Oleh karena itu, pihaknya menjaga ketersediaan vaksin, khususnya bagi masyarakat.
"Stoknya minim, di provinsi juga sering kosong makanya agar ketersediaan vaksin tetap aman vaksinasi dilakukan secara bertahap. Khususnya apabila masyarakat meminta vaksin, jangan sampai kita bilang vaksinnya kosong," kata Puji.
Sementara itu, menurut data yang diberikan oleh pihak Dinkes per 23 September 2022 lalu, jumlah vaksin yang tersedia hanya tinggal dua dari 10 jenis yang ada, dengan total 890 dosis. Yakni Pfizer yang jumlah vialnya 145 dan dosisnya 870, sedangkan covovax hanya 2 vial dan dosisnya 200.
Sedangkan untuk stok dosis vaksin jenis Pfizer dari total 26 puskesmas yang ada di Kab Boyolali ada 2.748. Sedangkan stok yang ada di Dinkes ada 900. Secara total stoknya ada 3.648.