Senin 26 Sep 2022 09:49 WIB

IHSG Ambruk, Tiga Saham Ini Masih Berpotensi Menguat

Pergerakan IHSG tertekan oleh saham energi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam pada awal perdagangan Senin (26/9/2022). IHSG dibuka turun ke level 7.178,50 dan terus berlanjut hingga melemah lebih dari 1 persen ke posisi 7.049,40.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam pada awal perdagangan Senin (26/9/2022). IHSG dibuka turun ke level 7.178,50 dan terus berlanjut hingga melemah lebih dari 1 persen ke posisi 7.049,40.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam pada awal perdagangan Senin (26/9/2022). IHSG dibuka turun ke level 7.178,50 dan terus berlanjut hingga melemah lebih dari 1 persen ke posisi 7.049,40.

Penurunan IHSG dipicu jatuhnya saham sektor energi dan memenuhi daftar top losers pagi ini. BUMI memimpin dengan penurunan 6,80 persen. ADMR dan ADRO masing-masing terpangkas lebih dari 4 persen, serta INDY melemah 3 persen. 

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, bergugurannya saham energi sejalan dengan harga minyak mentah yang anjlok sekitar lima persen. Pelemahan harga minyak mentah dipicu nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama di dunia yang berada di level tertinggi. 

"Selain itu, adanya ketakutan kenaikan suku bunga akan mendorong ekonomi negara-negara maju jatuh ke dalam resesi, sehingga mengurangi permintaan minyak mentah," Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (26/9/2022). 

Pekan lalu, bank sentral di berbagai belahan dunia meningkatkan upaya mereka dalam memerangi inflasi. Paling tidak, setengah lusin bank sentral termasuk di AS, Inggris, Swedia, Swiss, dan Norwegia pekan lalu menaikkan suku bunga acuan untuk melawan inflasi.

Yang paling mengejutkan investor, proyeksi terkini dari bank sentral AS Federal Reserve bahwa suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) akan berada di kisaran 4,5 - 4,75 persen di akhir 2023. 

Kebijakan moneter yang lebih ketat di AS akan menekan aktivitas ekonomi di negara-negara lain dengan cara menghapus keberanian investor dalam mengambil risiko (risk appetite) dan memperkuat nilai tukar mata uang dolar AS.

Pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS akan membuat impor lebih mahal sehingga memperparah tekanan inflasi. Kondisi ini memaksa bank sentral di negara-negara lain untuk turut menaikkan suku bunga secara drastis.

Dengan berbagai sentimen tersebut, IHSG diproyeksi melemah sepanjang hari ini. Meski demikian, beberapa saham diperkirakan tetap berada pada tren menguat secara teknikal. 

BRIS

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 1565

Target Price 1     : 1670

Target Price 2     : 1715

Stop Loss          : 1460

CMRY

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 4410

Target Price 1     : 4770

Target Price 2     : 4930

Stop Loss          : 4070

UNVR

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 4810

Target Price 1     : 5150

Target Price 2     : 5350

Stop Loss          : 4450

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement