REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong Telkom Group menjadi garda terdepan dalam akselerasi ekonomi digital bangsa. Erick mengatakan, pembangunan ekonomi digital Indonesia akan menjadi elemen penting dari target pertumbuhan dengan potensi mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030 atau jauh lebih cepat delapan kali dari pertumbuhan PDB.
"Saat ini BUMN di Indonesia baru memiliki total satu persen talenta digital, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20 persen," ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Untuk itu, Erick ingin Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasi. Dengan inovasi, ucap Erick, ekosistem digital Indonesia bisa dimiliki kembali oleh negeri.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Ririek Adriansyah mengatakan Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia tentu memiliki tanggung jawab mendukung digitalisasi di Indonesia melalui penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan digital. Sejak awal perjalanan transformasi di bawah kepemimpinan Erick, ucap Ririek, Telkom secara kontinyu terus fokus pada bisnis digital dan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
"Langkah transformnasi di bisnis digital ini sejalan dengan misi pemerintah terkait pemerataan akses digital di seluruh pelosok Indonesia," ujar Ririek.
Hingga Juni 2022, Ririek sampaikan, Telkom telah membantu menghadirkan berbagai infrastruktur seperti 171.654 kilometer kabel fiber optic yang membentang di sepanjang Nusantara dan 255.107 Base Trasceiver Station (BTS). Capaian ini melayani 8,9 juta pelanggan IndiHome dan 169,7 juta pelanggan Telkomsel yang terhubung dengan dunia melalui sambungan internet.
Untuk mencapai kedaulatan digital tersebut, lanjut Ririek, setidaknya ada tiga ranah yang harus diciptakan yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi digital. Ririek mengatakan penciptaan lingkungan digital bisa melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi yang merata.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, investasi APBN untuk pembangunan infrastruktur digital telah mencapai Rp 75 triliun pada periode 2019 hingga 2022. Ririek menilai literasi dan inklusi digital masyarakat harus terus ditingkatkan demi menambah kualitas digitalisasi dan mendukung langkah transformasi digital Indonesia.
"Transformasi digital menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas dalam agenda Presidensi G20 Indonesia," ucap Ririek.
Telkom secara aktif turut serta dalam berbagai agenda G20, khususnya yang terkait digitalisasi. Bahkan Ririek mendapat amanat sebagai Chairman B20 Task Force Digitalization.
Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Informatika, ucap dia, indeks literasi digital Indonesia ada di angka 3,49 dari rentang 0-5. Ririek menyebut hal ini menandakan tingkat literasi digital masyarakat kian matang dan siap menjadi modal kuat untuk bersaing di era society 5.0.
Ririek mengatakan Telkom telah melakukan sejumlah upaya dalam membentuk masyarakat digital yang tangguh melalui penyediaan berbagai produk dan layanan, kolaborasi dengan berbagai pihak dan BUMN, meningkatkan literasi digital melalui pengembangan aplikasi PeduliLindungi, pelaksanaan pendampingan melalui Rumah BUMN, hingga penyediaan sarana inkubasi Amoeba dan Indigo.
"Lingkungan dan masyarakat digital tersebut bisa mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang kuat. Melalui digitalisasi, taraf kehidupan masyarakat dapat semakin meningkat dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," lanjut Ririek.
Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pada 2021, Ririek katakan, nilai transaksi digital yang terjadi di sektor e-commerce Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.000 triliun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga 146 miliar dolar AS pada 2025.
Untuk menyokong pertumbuhan ekonomi digital, Ririek menilai berbagai produk dan layanan dibutuhkan masyarakat dan pelaku usaha. "Karena itu, Telkom telah menghadirkan sejumlah solusi seperti PaDi UMKM (UMKM), Agree (pertanian dan perikanan), Logee (Logistik), BigBox (Satu Data Indonesia), MySooltan, dan banyak layanan digital lainnya," ucap dia.
Telkom, lanjut Ririek, memiliki tiga misi untuk membantu perusahaan mewujudkan visi tersebut. Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomi, dan dapat diakses semua kalangan.
Kedua, mengembangkan talenta digital untuk mendorong kemampuan serta tingkat adopsi digital masyarakat. Ketiga, memimpin pembentukan ekosistem digital yang memberi pengalaman terbaik bagi pengguna.
Menurut Ririek, masa depan Indonesia akan tergantung pada seberapa mampu negara ini mengoptimalkan kekayaan dan potensinya di ranah digital.
"Dengan talenta terbaik, teknologi mumpuni, dan ekosistem bisnis yang kuat, Indonesia bisa menjadi pelaku utama ekonomi di regional bahkan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Telkom akan berdiri bersama masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut," kata Ririek menambahkan.