Senin 26 Sep 2022 14:38 WIB

Polisi: Ketegangan Antara Muslim-Hindu Birmingham Dipicu Berita Palsu

Polisi berusaha hilangkan laporan palsu terkait insiden hindu dan muslim Birmingham

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Polisi di West Midlands berusaha keras menghilangkan serangkaian laporan palsu dan rumor, yang berkaitan dengan insiden antara Hindu dan Muslim.
Foto: West Midland Police
Polisi di West Midlands berusaha keras menghilangkan serangkaian laporan palsu dan rumor, yang berkaitan dengan insiden antara Hindu dan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Polisi di West Midlands berusaha keras menghilangkan serangkaian laporan palsu dan rumor, yang berkaitan dengan insiden antara Hindu dan Muslim.

Hal ini menyusul pertemuan lebih lanjut dari sekitar 50 orang di dekat Mandir (kuil Hindu) di Stoney Stanton Road, Coventry pada Kamis (22/9/2022). Petugas mengatakan mereka terlibat dengan kelompok itu dan telah dibubarkan, serta tidak ada penangkapan yang dilakukan.

Pada Selasa (20 /9/2022) minggu lalu, sekitar 150 orang berkumpul di Smethwick, Birmingham, yang mengakibatkan beberapa gangguan ringan. Satu orang ditangkap dan telah dibebaskan tanpa tindakan lebih lanjut.

Polisi di daerah itu mengatakan mereka bekerja sama dengan masyarakat untuk menangani masalah tersebut. Tetapi, mereka mengimbau setiap pihak untuk berhati-hati dengan informasi yang salah dan rumor di media sosial.

Insiden baru-baru ini yang terjadi di West Midlands merupakan lanjutan dari kekacauan akhir pekan di Leicester. Kala itu, beberapa pria bertopeng berkumpul untuk serangkaian protes yang tidak direncanakan.

"Harap bagikan informasi yang Anda tahu benar, jika Anda tidak yakin, jangan bagikan. Kami telah melihat beberapa insiden berita palsu dan klaim yang tidak berdasar tersebar luas secara daring dan melalui aplikasi perpesanan," kata Polisi West Midlands dikutip di Asian Image, Senin (26/9/2022).

Beberapa rumor yang disebut palsu antara lain :

1. Desas-desus seorang penjaga toko di daerah Dudley terlibat dalam protes dan dilecehkan secara rasial. Nyatanya, penjaga toko tidak terlibat dalam protes tersebut, sementara dua orang telah ditangkap karena pelanggaran ketertiban umum yang diperburuk secara rasial;

2. Laporan bahwa dua pemuda diserang di Oldbury selama protes. Polisi mengatakan mereka tidak memiliki laporan tentang ini terjadi;

3. Gambar seorang polisi di sebuah masjid digunakan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak memihak. Polisi mengatakan ini tidak benar, dan gambar itu diambil pada awal bulan ini selama kunjungan rutin petugas di Birmingham;

4. Pelatih dari bagian lain wilayah itu berencana tiba di West Midlands pada Rabu malam untuk menimbulkan masalah. Petugas mengatakan ini tidak terjadi.

Polisi lantas mengatakan mereka akan terus memantau dan memberi tahu tentang berita palsu lebih lanjut atau klaim tidak berdasar yang dibagikan. Mereka juga menyebut tidak akan media sosial yang digunakan untuk melakukan pelanggaran kejahatan rasial.

"Investigasi kriminal telah dilakukan pada video yang dibagikan secara luas, yang menunjukkan seorang pria membuat ancaman. Setiap kejahatan yang dimotivasi oleh permusuhan atau prasangka terhadap orang-orang karena keyakinan, ras, orientasi seksual, kecacatan, atau identitas gender mereka adalah kejahatan kebencian," lanjut mereka.

Pada Jumat (23/9/2022) lalu, polisi menangkap seorang pria berusia 37 tahun dari Birmingham karena dicurigai menerbitkan materi dengan maksud untuk menghasut kebencian agama. Polisi mengatakan pria itu menyerahkan diri dan akan diinterogasi pada waktunya. Sebuah video lebih lanjut telah diidentifikasi dan saat ini sedang dinilai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement