REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menemukan aurora di planet raksasa gas Jupiter, tampaknya dapat menyebabkan gelombang skala besar. Pengamatan penelitian itu membantu memecahkan salah satu misteri yang membingungkan, yaitu alasan beberapa planet gas raksasa di luar angkasa, termasuk Jupiter dan Saturnus lebih panas dari yang diperkirakan.
Sebuah tim yang dipimpin oleh James O'Donoghue dari Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), menghasilkan peta atmosfer atas Jupiter yang membantu mengidentifikasi wilayah panas dengan suhu 700 derajat celsius atau 1.292 derajat fahrenheit yang mencakup sekitar 10 diameter bumi.
“Berkat peta ini, kami menunjukkan bahwa aurora Jupiter adalah mekanisme yang mungkin dapat menjelaskan suhu ini," kata O'Donoghue dalam sebuah pernyataan, dilansir CNET, Senin (26/9/2022).
Data tim mengungkapkan satu gelombang panas luar biasa yang berasal tepat di bawah aurora utara Jupiter yang menyapu ke arah ekuator planet bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam. Sementara aurora di bumi terputus-putus dan terkait dengan periode aktivitas matahari yang tinggi, aurora Jupiter bersifat permanen dan berkelanjutan tetapi dengan variasi intensitas.
Mereka memanaskan area di sekitar kutub planet dan angin kemudian mendistribusikan kehangatan di sekitar planet. "Sementara aurora terus mengirimkan panas ke seluruh planet, 'peristiwa' gelombang panas ini mewakili sumber energi tambahan yang signifikan," kata O'Donoghue.
Temuan ini dipresentasikan minggu ini di Europlanet Science Congress 2022 di Spanyol. Para peneliti berharap penemuan baru ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja planet raksasa gas dan bagaimana mereka tetap hangat di tengah kedalaman ruang yang dingin.