Senin 26 Sep 2022 16:30 WIB

Cawapres Terkuat, Erick Thohir Didukung Basis Massa Islam yang Besar

Erick Thohir memiliki hubungan baik dengan NU dan banyak kiai.

Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri) saat bertemu dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan).
Foto: istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri) saat bertemu dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masuk ke dalam deretan calon wakil presiden (cawapres) terkuat pada Pilpres 2024. Salah satu faktornya karena Erick dinilai didukung basis massa besar dari kelompok Islam.

Seperti diketahui, Erick memiliki hubungan baik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, Erick merupakan Anggota Kehormatan Banser NU dan dekat dengan banyak kiai.

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Hotman Siahaan menilai Erick Thohir mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan para petinggi NU. Di beberapa kesempatan, Erick Thohir kerap menunjukkan kedekatannya dengan Ketua PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya.

Prof Hotman berkata, keharmonisan Erick Thohir dengan berbagai tokoh NU juga memberikan kontribusi elektoral dalam kontestasi. Hal tersebut membuat namanya semakin berpeluang meraih dukungan masyarakat Nahdliyin.

“Pak Erick Thohir memiliki hubungan sangat baik dengan NU. Beliau juga termasuk bagian dari NU dengan menjadi anggota kehormatan Banser,” ujar Prof Hotman di Jakarta, Senin (26/9/2022).

Erick Thohir juga dipercaya mengomandoi kegiatan Hari Lahir NU yang ke 100 tahun. Kedekatan dan kepercayaan masyarakat NU kepada Erick Thohir menyebabkan sosoknya memiliki basis pendukung kanan nasionalis yang sangat besar dan solid.

“Dia juga dipercaya memimpin harlah satu abad NU. Saya rasa itu yang menyebabkan Pak Erick Thohir memiliki basis suara Islam yang besar,” kata dia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَيَسْتَفْتُوْنَكَ فِى النِّسَاۤءِۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِيْهِنَّ ۙوَمَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فِى الْكِتٰبِ فِيْ يَتٰمَى النِّسَاۤءِ الّٰتِيْ لَا تُؤْتُوْنَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُوْنَ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْوِلْدَانِۙ وَاَنْ تَقُوْمُوْا لِلْيَتٰمٰى بِالْقِسْطِ ۗوَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِهٖ عَلِيْمًا
Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang perempuan. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur'an (juga memfatwakan) tentang para perempuan yatim yang tidak kamu berikan sesuatu (maskawin) yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin menikahi mereka dan (tentang) anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) agar mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa pun yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”

(QS. An-Nisa' ayat 127)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement