REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 51 poin ke level 7.127,50 pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (26/9/2022). Sepanjang hari ini, IHSG konsisten bergerak di zona merah bahkan sempat jatuh ke kisaran level 7.000.
Sektor energi mengalami pelemahan terdalam dan diikuti industri, teknologi, barang baku, transportasi & logistik, infrastruktur, properti & real estate, konsumen primer, konsum non-siklikal dan kesehatan. Transaksi yang terjadi pada perdagangan hari ini mencapai Rp 14,82 triliun.
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG tampak lesu di awal perdagangan pekan ini seirama dengan mayoritas bursa global yang memerah pascakenaikan suku bunga agresif sejumlah bank sentral, termasuk BI.
"Prospek ekonomi yang menunjukan tanda-tanda perlambatan pun membuat dollar melanjutkan penguatan dan melemahkan gerak sejumlah komoditas seperti minyak WTI tembaga, emas dan nikel," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya.
Yield obligasi acuan pun terus menanjak ke level 7,35 persen, menandakan aset yang cenderung moderat dan berisiko terlihat tertekan dengan kondisi tersebut. Bank sentral China kembali menaikan GWM penjualan valuta asing dari 0 persen menjadi 20 persen sebagai langkah dalam memperlambat laju depresiasi Yuan.
Hal ini seiring dengan terlihatnya pelemahan tajam Yuan yang hampir mendekati level terendahnya sejak krisis keuangan pada 2008. Pilarmas Investindo melihat adanya kekhawatiran risiko devaluasi Yuan dalam jangka pendek hingga menengah.
Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah sebesar 0,53 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBRI, TLKM, BBCA, BMRI dan BRPT. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya GOTO, ASII, ADRO, EMTK dan MDKA.