Senin 26 Sep 2022 18:37 WIB

Sebanyak 3.702 Warga Garut Terdampak Banjir dan Longsor

Warga terdampak banjir akan mendapat dana bantuan Rp 300 untuk satu rumah

Rep: dian fath risalah/bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Bupati Garut, Rudy Gunawan, meninjau secara langsung kondisi terkini lokasi bencana yang ada di Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Senin (26/9/2022).
Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Garut
Bupati Garut, Rudy Gunawan, meninjau secara langsung kondisi terkini lokasi bencana yang ada di Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Senin (26/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banjir dan tanah longsor melanda Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat pada Kamis (22/9/2022) pekan lalu mengakibatkan 1.213 KK / 3.702 jiwa terdampak. Peristiwa tersebut terjadi pasca hujan deras menerjang lokasi tersebut sehingga menyebabkan debit air Sungai Cipelabuh dan Cikaso meluap dan merusak beberapa tanggul hingga permukiman warga.

"Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Ahad (25/9/2022) pukul 18.20 WIB, terdapat satu warga mengalami luka berat dan masih dirawat di Rumah Sakit," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB , Abdul Muhari, Senin (26/9/2022)

Baca Juga

Selain itu, juga berdampak pada kerugian infrastruktur seperti lima unit rumah rusak berat, 19 unit rumah rusak sedang dan 18 unit rumah rusak ringan, total 1.156 unit rumah terdampak dari bencana tersebut. Kemudian terdapat beberapa fasilitas umum yang juga terdampak, antara lain 20 unit fasilitas pendidikan, delapan unit fasilitas ibadah, tiga tanggul penahan tebing, dan lima unit jembatan serta empat titik jalan juga mengalami kerusakan.

Pada saat kejadian, Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut bersama tim gabungan langsung menuju lokasi terdampak untuk melakuan evakuasi, penyelamatan korban dan pendataan. Hingga kini masih terus melakukan penanganan bencana, pemberian bantuan logistik dan juga melakukan pembersihan material akibat banjir dan longsor menggunakan alat berat.

"Bupati Garut akan menetapkan status tanggap darurat kejadian banjir dan tanah longsor dan telah mendirikan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana untuk mempermudah dan mempercepat penanganan bencana," kata Abdul Muhari.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi waspada hujan potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga menjelang malam hari di wilayah Kabupaten Garut dan Sebagian wilayah Jawa Barat pada Selasa (27/9/2022). Sementara itu merujuk hasil kajian InaRISK BNPB, Kabupaten Garut merupakan wilayah dengan risiko bencana banjir dan longsor pada tingkat sedang hingga tinggi.

BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagan, mengingat sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan. Dengan melakukan beberapa langkah yaitu memantau kondisi drainase yang ada pada lereng di sekitar rumah agar tidak tersumbat sehingga menyebabkan tanah longsor, menanam pohon berakar kuat pada lereng untuk menahan tanah dan mendapatkan informasi terkini terkait cuaca dari pihak yang berwenang."Selain itu untuk mengantisipasi banjir dapat melakukan hal berikut seperti, memperhatikan tanda-tanda alam seperti memantau debit air sungai, dan ketika hujan dengan itensitas tinggi terjadi terus menerus selama satu jam agar melakukan evakuasi mandiri," kata Abdul Muhari. 

Pemerintah Kabupaten Garut akan menyediakan anggaran sebesar Rp 1,7 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana yang terjadi di lima kecamatan. Anggaran itu akan digunakan salah satunya untuk membantu pembersihan rumah warga yang terdampak bencana.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Garut berdampak kepada warga di lima kecamatan. Wilayah yang terdampak bencana paling parah adalah Kecamatan Pameungpeuk. "Ada lebih daripada 1.000 rumah yang terdampak," kata dia, Senin (26/9/2022).

Rudy mengatakan, warga yang terdampak bencana itu akan diberikan bantuan berupa uang tunai untuk membersihkan rumah masing-masing (cash for work). Cash for work yang disediakan oleh Pemkab Garut adalah sebesar Rp 300 ribu rupiah untuk satu rumah.

Selain itu, Pemkab Garut juga akan memberikan bantuan dana maksimal Rp 20 juta untuk setiap rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana. Anggaran Rp 1,7 miliar itu juga akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut.

"Dengan 1.000 (rumah) lebih, kurang lebih 300 juta, yang kedua adalah rumah yang rusak berat, rusak ringan itu telah dilakukan perbaikan dan pemberian maksimal 20 juta. Sedangkan untuk infrastruktur terutama itu adalah melakukan rekonstruksi inti PDAM dan jembatan serta berbagai fasilitas lain. Ya semuanya kita keluarkan hari ini (dana) 1,7 miliar dari BTT," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement