Senin 26 Sep 2022 20:12 WIB

Persistri Fokus Peningkatan Program di Empat Sektor

Penguatan sumber daya manusia merupakan salah satu fokus Pesistri ke depan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Persatuan Islam Istri (Persistri) Lia Yuliani
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ketua Umum Persatuan Islam Istri (Persistri) Lia Yuliani

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Lia Yuliani kembali mendapatkan amanat untuk memimpin Pimpinan Pusat Persatuan Islam Istri (PP Persistri) hingga lima tahun mendatang. Lia mengatakan akan fokus pada peningkatan program di empat sektor, yaitu jam’iyyah, tarbiyyah, dakwah dan maliyah. 

Di periode keduanya ini, Lia mengatakan terdapat sejumlah perbedaan pada program kerja yang akan dijalankan selama lima tahun kedepan, meskipun tujuan utamanya tetap sama, yakni untuk memajukan Persistri. Menurutnya, program kali ini akan diselaraskan dengan perkembangan zaman, salah satu seperti transformasi dakwah dan peningkatan sinergi dengan ormas-ormas keislaman lain.

Baca Juga

 “Tentu berbeda ya, walaupun prinsipnya semua betujuan untuk kemajuan persistri, yang tentunya harus sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Seperti gerakan dakwah itu bukan hanya dari mimbar ke mimbar tapi ada terobosan yag lebih masif lagi, seperti meningkatkan kerja sama dengan ormas-ormas lain bagaimana bersinergi meningkatkan ketahanan rumah tangga dan keluarga umat Muslim,” kata Lia seusai menutup prosesi Mukhtamar ke-13 di Kota Bandung, Senin (26/9/2022). 

Untuk sektor dakwah, Peristri akan memasifkan gerakan penyiaran agama dengan cara yang lebih fleksibel dan rasional, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih diterima oleh masyarakat, ujar Lia. Di sektor pendidikan (tarbiyyah), Lia berencana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) Persis, sekaligus meningkatkan edukasi ketahanan keluarga melalui program konsultasi keluarga. 

“Bagaimana keluarga itu senantiasa dapat memerankan peran dan fungsi masing-masing, yang bermula dari seorang ibu, istri sebagai teladan bagi keluarganya, begitu juga dengan pendidikan pemuliaan lansia. Karena banyak para lansia itu yang ditelantarkan oleh anaknya yang sibuk, maka kami ingin mengarahkan agar para lansia tetap bahagia, caranya melalui pendidikan ketahanan keluarga,” jelasnya. 

“Sekarang ada yang berbeda dari tarbiyah, yaktu tentang kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup, karena di situ harus ada edukasi juga bagaimana pemeliharaan kesehatan dan lingkungan, kita mau dorong disitu,” sambungnya. 

Sedangkan dari sektor Jam’iyyah atau peningkatan kuantitas dan kualitas organisasi, di periode keduanya ini, Lia mencoba mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) anggota maupun pimpinan Persistri melalui pembinaan berjenjang. Dia juga menargetkan peningkatan kuantitas kepengurusan hingga 10 persen dalam waktu lima tahun mendatang. 

“Dalam lima tahun kedepan semoga kita bisa menambah 10 persen dari kuantitasnya, misalnya sekarang ada 21 pimpinan wilayah (PW), berarti nanti harus bertambah. Halaqah anggota dan pimpinan juga ada, dan itu ada jenjangnya, dan itu dilakukan secara berkala, jadi terbina dari mulai menjadi pimpinan jamaah hingga pimpinan pusat,” paparnya. 

Sementara di sektor Maliyah, yang terdiri dari program zakat, infaq, shodaqoh (ZIS), Lia mengatakan akan meningkatkan langkah sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat untuk berzakat, infaq atau shodaqah. Dari sisi sosial, Persistri juga akan memperbanyak program bantuan mulai dari beasiswa, gerakan sosial, tanggap bencana, dan bantuan sosial. 

Adapun target jangka pendek yang akan segera digenjot adalah penyusunan susunan kepengurusan. Menurut Lia, sebagai pemegang hak prerogratif dalam menentukan jajaran kepengurusan, dia memerlukan waktu untuk memilah dan meneliti latar belakang para kandidat. 

“Untuk jangka pendek nya adalah bagaimana merumuskan tasykil, atau susunan kepengurusan. itu kan tidak mudah, karena kita perlu lihat latar belakang, kemampuannya baik dari basic pengetahuan dan semangatnya, dan ketersediaan waktunya. Karena memang ketua yang memiliki hak priogratif untuk menyusun tasykil, jadi itu dulu yang akan dikejar, setelahnya baru Munas untuk merumuskan program tahunan,” jelas Lia. 

“Tapi yang jelas, proker kali ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari proker sebelumnya yang memang fokus pada pemeliharaan dan penguatan ketahanan keluarga. Semoga dengan keluarga yang berketahanan dapat mewujudkan jam’iyah yang kuat. itu yang ingin kita dorong di program jihad terbaru ini,” pungkasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement