Selasa 27 Sep 2022 08:10 WIB

Korban Tewas Akibat Banjir di Pakistan Bertambah Jadi 1.638 Jiwa

Korban tewas banjir Pakistan menjadi 1.638 orang sementara 12.865 lainnya terluka

Red: Esthi Maharani
Dengan korban terbaru, jumlah korban tewas akibat insiden yang diakibatkan banjir bertambah menjadi 1.638 orang sementara 12.865 lainnya terluka sejak pertengahan Juni
Dengan korban terbaru, jumlah korban tewas akibat insiden yang diakibatkan banjir bertambah menjadi 1.638 orang sementara 12.865 lainnya terluka sejak pertengahan Juni

REPUBLIKA.CO.ID., ISLAMABAD -- Korban tewas akibat banjir di Pakistan terus meningkat, setelah bertambahnya 42 kematian baru selama akhir pekan kemarin di seluruh wilayah di negara itu, kata para pejabat pada Senin (26/9/2022).

Dengan korban terbaru, jumlah korban tewas akibat insiden yang diakibatkan banjir bertambah menjadi 1.638 orang sementara 12.865 lainnya terluka sejak pertengahan Juni, menurut data terbaru Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan.

Sejauh ini, 824.169 rumah hancur total sementara lebih dari 1,22 juta rumah rusak sebagian di seluruh negara Asia Selatan. Jumlah ternak yang mati selama banjir dahsyat juga meningkat menjadi 1,10 juta, menurut NDMA.

Sejauh ini, Pakistan telah menerima 126 penerbangan bantuan kemanusiaan dari Turki, UEA, China, Rusia, Amerika Serikat (AS), Inggris, Uzbekistan, Prancis, Arab Saudi, Yordania, Oman, Nepal, Turkmenistan, UNICEF, UNHCR, dan World Food Program.

Turki juga mengirim kereta bantuan lain yang membawa lebih dari 768 ton bantuan kemanusiaan pada Ahad.

Banjir yang merusak mempengaruhi jutaan orang di 84 distrik di seluruh negeri dan ribuan dari mereka tinggal di tenda-tenda.

Musim muson di Pakistan, seperti di negara-negara lain di kawasan itu, biasanya mengakibatkan hujan lebat, tetapi tahun ini merupakan yang terbasah sejak 1961.

Saat ini, sepertiga dari negara itu berada di bawah air karena hujan deras dan gletser yang mencair telah menyebabkan Sungai Indus utama negara itu meluap, membanjiri petak-petak dataran yang luas, dan pertanian.

Hujan dan banjir yang merusak juga telah menghanyutkan 12.716 kilometer jalanan, 374 jembatan dan bangunan di seluruh negara nuklir di Asia Selatan, yang sudah bergulat dengan gejolak politik dan ekonomi.

Lebih dari 33 juta dari sekitar 220 juta penduduk negara itu terdampak banjir yang mengamuk, menyebabkan kerugian mengejutkan lebih dari 30 miliar dolar AS dalam bentuk kerusakan pada infrastruktur yang sudah melemah.

Hampir 45 persen dari lahan pertanian negara itu telah ditutup oleh banjir, yang merupakan ancaman serius bagi ketahanan pangan dan semakin menambah inflasi yang sudah meroket.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement