REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Korban tewas perahu tenggelam di Bangladesh naik menjadi 50 orang. Banyak penumpang yang masih hilang dalam bencana di atas air paling buruk di negara itu dalam satu tahun lebih.
Saksi mata mengatakan para kerabat penumpang yang masih hilang berkumpul di tepi sungai. Sementara tim penyelamat terus melakukan pencarian.
"Saya hanya ingin melihat wajah ibu saya," kata Deepak Chandra Roy sambil menangis, Senin (26/9/2022).
Ia masih mencari ibunya yang hilang sementara putranya berhasil diselamatkan. Administrator distrik Panchagarh utara Jahurul Islam mengatakan sejauh ini jenazah yang sudah ditemukan termasuk 25 perempuan dan 13 anak-anak.
"Penyelam masih mencari lebih banyak jenazah orang-orang yang masih hilang," katanya.
Ia menambahkan kapal feri itu membawa umat Hindu ke kuil untuk menjalani hari Mahalaya ketika umat Hindu memberikan persembahan pada leluhur mereka. Bencana maritim ini yang paling banyak memakan korban di Bangladesh sejak 2015.
Islam mengatakan pihak berwenang sedang mengumpulkan daftar orang hilang berdasarkan informasi kerabat penumpang. Sementara penumpang mengatakan kapal yang tiba-tiba miring dan tenggelam di tengah sungai Karatoya itu berisi lebih dari 70 orang.
Ia menambahkan komite lima anggota telah menyelidiki insiden ini tapi mereka menduga jumlah penumpang yang terlalu banyak menjadi penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Polisi mengatakan beberapa penumpang berhasil berenang ke pinggir sungai atau diselamatkan.
Setiap tahun ratusan orang tewas dalam kecelakaan kapal feri di Bangladesh. Lalu lintas transportasi air negara yang tidak banyak melakukan penerbangan ini sangat sibuk tapi standar keselamatannya yang rendah.
Pada April 2021 lalu setidaknya 34 orang tewas dalam kecelakaan kapal feri yang terlalu penuh dengan kapal kargo. Kapal itu tenggelam di Sungai Shitalakhsya, di luar Ibukota Dhaka.