Selasa 27 Sep 2022 10:34 WIB

Tidak Semua Aktivitas Pribadi Harus Di-publish di Medsos

Setiap orang jangan sembarangan mengunggah data pribadi di medsos.

Peserta mengikuti
Foto: Antara
Peserta mengikuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Lembata, Petrus Demong mengajak masyarakat Kabupaten Lembata lebih cakap dalam literasi digital dan mampu menyesuaikan diri di era digital. Menurut dia, perkembangan digital telah mengalami transformasi.

"Kita harus menyesuaikan diri baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan dalam hal yang luas. Kita perlu menyesuaikan diri terhadap digital. Etika dan budaya digital dan sisi keamanan digital. Kegiatan seperti ini disarankan agar terus dilakukan dari waktu ke waktu," jelas Petrus dalam 'Workshop Literasi Digital' di Olympic Ballroom & Resto, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, belum lama ini.

Sineas muda Elmo San Siro yang juga menjadi pemateri, memutarkan sebuah film pendek. Dalam film tersebut, peserta diperlihatkan bahwa apa yang diunggah di media sosial (medsos) tidak selalu benar, semua bisa di-setting. Dia juga mengajak medsos digunakan sebaik-baiknya agar bisa bermanfaat.

"Apa yang terjadi dalam keseharian kita sebagai orang Lamaholot, Lembata dan Indonesia selalu berlandaskan Pancasila, tentu penting untuk mengamalkannya juga ketika bermedsos," jelas Elmo dalam kegiatan yang diikuti 180 peserta perwakilan masyarakat dan komunitas.

Ketua bidang media LSM Barakat Alfred Ike Wurin mengajak masyarakat untuk berhati-hati dan menjaga data pribadi di medsos. Dia mengingatkan peserta untuk jangan sembarangan mengunggah data pribadi karena bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan pengguna. "Tidak semua aktivitas pribadi maupun sosial harus kita publish di media sosial," ucap Alfred.

Pegiat literasi digital Soni Mongan menyinggung etika dasar dari munculnya sebuah budaya. Aspek tersebut tidak kalah penting dengan nilai budaya itu sendiri. Menurut dia, pada zaman modern yang serba digital ini, banyak pihak melanggar etika di medsos.

"Internet adalah anugerah bagi manusia, tetapi harus dikontrol atau dikuasai oleh penggunanya. Bersuaralah dengan kreatif tanpa harus melakukan ujaran kebencian,” jelasnya. Selain menyampaikan materi, Soni juga memberikan masukan kepada warga lokal terkait keindahan Kabupaten Lembata agar dipromosikan ke kancah nasional maupun internasional dengan memanfaatkan medsos.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement