Selasa 27 Sep 2022 10:53 WIB

Israel Tutup Masjid Ibrahimi Bagi Muslim Selama Tahun Baru Yahudi

Penutupan Masjid Ibrahimi dilakukan saat warga Israel merayakan Tahun Baru Yahudi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Masjid Al-Haram Al-Ibrahimi di Hebron
Foto: http://www.procon.org
Masjid Al-Haram Al-Ibrahimi di Hebron

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel menutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, Tepi Barat untuk jamaah Muslim. Penutupan ini dilakukan saat warga Israel merayakan Tahun Baru Yahudi pada Senin (26/9/2022).

"Tentara Israel mencegah azan dari Masjid dan melarang jamaah Muslim," kata Direktur Masjid Ibrahimi, Ghassan Al-Rajabi, dilansir Middle East Monitor, Selasa (27/9/2022).

Al-Rajabi mengatakan, selama perayaan Tahun Baru Yahudi pemukim Israel diizinkan untuk beribadah di dalam kompleks masjid. Masjid Ibrahimi dihormati oleh Muslim dan Yahudi. Kompleks Masjid Ibrahimi diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim, Nabi Ishak dan Nabi Yakub.

Pada 2014 terjadi pembantaian  terhadap 29 jamaah Palestina di dalam Masjid Ibrahimi oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein. Sejak peristiwa itu berwenang Israel membagi kompleks Masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi. Komite Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2017 memutuskan untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron dalam Daftar Warisan Dunia.

Israel juga akan menutup wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza selama tiga hari raya besar Yahudi. Hari raya keagamaan itu akan berlangsung selama hampir satu bulan.  

Warga Palestina tidak akan diizinkan meninggalkan Tepi Barat atau Jalur Gaza selama tahun baru Yahudi, Rosh Hashana, yang jatuh pada akhir September. Larangan juga berlaku selama liburan hari raya Yom Kippur dan Sukkot pada Oktober.

"Selama penutupan, perjalanan hanya akan diizinkan dalam kasus kemanusiaan, medis, dan perjalanan luar biasa," kata militer Israel dilansir Alarabiya.

Israel secara teratur memberlakukan penutupan tesebut selama liburan hari raya Yahudi. Penutupan itu dilakukan untuk menghindari meningkatnya ketegangan setelah serangkaian serangan mematikan terhadap warga Israel sejak Maret.

Sejak itu, tentara Israel telah meningkatkan operasi di Tepi Barat, terutama di wilayah Nablus dan Jenin yang menjadi markas kelompok bersenjata Palestina. Militer Israel mengatakan, operasi tersebut bertujuan untuk menangkap orang-orang yang diduga terlibat dengan terorisme. Operasi militer Israel sering diwarnai bentrokan dengan pejuang atau warga. Bentrokan menyebabkan warga Palestina, termasuk anggota kelompok bersenjata tewas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement