Selasa 27 Sep 2022 12:22 WIB

Haedar Nashir: Syekh Yusuf Qaradawi Tunjukkan Pemikiran Islam yang Dinamis

Bagi Haedar umat Islam sedunia kehilangan ulama besar berpikiran moderat dan maju.

Red: Ani Nursalikah
 Syekh Yusuf al-Qaradawi berbicara dalam konferensi pertama Dialog Nasional di Tripoli 10 Desember 2011. Haedar Nashir: Syekh Yusuf Qaradawi Tunjukkan Pemikiran Islam yang Dinamis
Foto: REUTERS/Ismail Zitouny
Syekh Yusuf al-Qaradawi berbicara dalam konferensi pertama Dialog Nasional di Tripoli 10 Desember 2011. Haedar Nashir: Syekh Yusuf Qaradawi Tunjukkan Pemikiran Islam yang Dinamis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut almarhum cendekiawan Muslim Syekh Yusuf Al Qaradawi merupakan ulama besar dunia yang mampu menunjukkan perkembangan pemikiran Islam yang dinamis.

"Transformasi pemikirannya yang semula lebih puritan menjadi maju menunjukkan perkembangan pemikiran Islam yang selalu dinamis dan tidak statis," ujar Haedar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Bagi Haedar, wafatnya Syekh Yusuf Al Qaradawi pada Senin (26/9/2022) membuat umat Islam sedunia kehilangan ulama besar yang berpikiran moderat dan maju. Kala berkunjung ke PP Muhammadiyah di Jakarta tiga dekade lalu, kata Haedar, Yusuf Qaradawi dengan tegas menyatakan hisab itu "qothiy" (pasti), sedangkan rukyat itu "dhanny" (meragukan, banyak kemungkinan).

Menurut Haedar, pernyataan itu sangat mencerdaskan dan mencerahkan umat. Haedar mengatakan umat Islam sedunia ketika berhadapan dengan hukum alam yang pasti, lebih-lebih menyangkut hari dan tanggal atau bulan dan tahun meniscayakan ilmu yang pasti dan kepastian agar segala transaksi dan regulasi hidup sehari-hari itu memiliki kepastian.

"Kecuali untuk hal-hal yang abstrak, sosial, dan ranah hidup yang metafisika. Jika ingin merebut masa depan, lebih-lebih pengetahuan alam semesta perlu ilmu pengetahuan yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara lebih objektif," jelas Haedar.

Menurutnya, Syekh Yusuf Qaradawi melalui karya-karya terbarunya banyak mempromosikan pandangan keislaman yang wasathiyyah (tengahan). Yusuf Qaradawi, kata dia, mengajak umat Islam agar maju dan tengahan dalam beragama, serta tidak fanatik dan ekstrem, termasuk dalam ideologi dan politik. Ulama tersebut juga memiliki pandangan yang tengahan dengan dasar argumentasi "nash" yang kuat.

"Karyanya tentang jihad yang sangat tebal juga memahamkan tentang jihad multiaspek yang memerlukan pemahaman dan konteks yang luas," ujar Haedar.

Selain itu, tambah Haedar, Syekh Yusuf juga mengajak umat Islam untuk hadir dan mampu menjawab tantangan zaman yang kompleks saat ini. Menurut dia, Syekh Yusuf adalah ulama klasik yang mampu membaca dan berwawasan maju di tengah kehidupan modern dengan pandangan inklusif dan kosmopolitan.

"Ulama dan kader Islam muda di mana pun saat ini penting belajar dan mengikuti jejak hidup dan pemikiran ulama besar ini. Bila ulama sepuh berpikir keislaman yang maju dan tengahan, terasa jumud (statis) manakala ulama-ulama muda Islam saat ini masih ada yang berpikiran konservatif dan eksklusif," kata Haedar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement