Selasa 27 Sep 2022 12:25 WIB

Sherpa G20 Diharapkan Selesaikan Penyiapan Leaders’ Declaration untuk KTT G20

Kedatangan para delegasi Sherpa G20 disambut Sri Sultan di Keraton Yogyakarta.

Red: Christiyaningsih
Kedatangan para delegasi Sherpa G20 disambut Sri Sultan di Keraton Yogyakarta.
Foto: Kemenko Perekonomian
Kedatangan para delegasi Sherpa G20 disambut Sri Sultan di Keraton Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Melalui berbagai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022, Indonesia ingin lebih mendorong dan mengenalkan berbagai warisan budaya lokal ke kancah global. Karena itu, kedatangan dari para delegasi Pertemuan ke-3 Sherpa G20, yang berlangsung tanggal 26 – 30 September 2022 di Yogyakarta, dijamu dalam sebuah acara Welcoming Reception oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Yogyakarta.

Gelaran acara budaya di Keraton ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi adat budaya Keraton Yogyakarta, di mana seluruh delegasi juga memakai pakaian baju batik, yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah dikenal dunia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut hangat para delegasi Sherpa G20, dengan memberikan welcoming speech secara virtual.

Baca Juga

“Selamat datang di Yogyakarta yang indah, di mana nilai-nilai dedikasi, ketulusan, dan solidaritas tertanam dalam sejarahnya,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga meminta para delegasi dapat meluangkan waktu setelah pertemuan Sherpa untuk menikmati kekayaan budaya di Yogyakarta, kehangatan dan keramahan masyarakat, serta merasakan kelezatan berbagai masakan khas Yogyakarta. “Semoga kehangatan sambutan kami dan masyarakat Yogya tersampaikan sepenuhnya kepada Anda, dan mendukung kesuksesan pertemuan Sherpa yang lebih produktif,” kata Menko Airlangga.

Ia menyampaikan pada masa perjuangan, Yogyakarta mendukung sepenuhnya perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pernah menjadi ibu kota Indonesia. Hal tersebut menjadikan provinsi ini menerima hak istimewa sebagai daerah khusus, bahkan terus mempertahankan tradisi Kesultanan dalam administrasi pemerintahannya.

“Yogyakarta adalah kota yang melambangkan keberanian dalam menghadapi kesulitan. Untuk itulah, kami memilih kota ini sebagai tempat Pertemuan ke-3 Sherpa G20. Kami berharap para Sherpa yang terhormat dapat berkumpul dalam semangat yang sama, untuk merumuskan solusi dalam mengatasi krisis yang sangat kompleks yang dihadapi dunia saat ini,” ujar Menko Airlangga.

Dia kemudian juga menyampaikan sebuah pepatah Jawa urip iku urup atau hidup adalah menghidupkan, yang artinya hidup harus dijalani secara harmonis dengan semua makhluk hidup, baik melalui perlindungan lingkungan sekitar maupun pelestarian hubungan dengan sesama. Saat ini, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang mengalami transformasi sosial yang cepat dari sektor agraris menuju semiindustrial, terutama industri kreatif.

Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap Pertemuan Sherpa ke-3 ini dapat membawa pada orkestrasi peradaban dunia sehingga no one left behind. “Selamat Datang di Yogyakarta. Momentum ini kian bermakna, karena menjadi agenda penting bagi Sherpa G20 untuk memandu sekaligus membuka jalan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Semoga Sherpa mendapatkan berbagai inspirasi menyongsong pelaksanaan KTT G20, dengan memasukkan dunia dalam bingkai persahabatan, inklusivitas, dan perdamaian global,” tutur Sri Sultan.

Sajian makan malam diawali dengan bir jawa yang terbuat dari berbagai rempah dan menjadi salah satu minuman khas Yogyakarta. Makanan utama yang disajikan adalah bistik keraton dan ikan dengan bumbu mangut yang merupakan cita rasa khas Yogyakarta. Dengan ini, semua Delegasi diharapkan dapat menikmati masakan nusantara yang disajikan dalam suasana Keraton Yogyakarta.

Sembari menikmati hidangan nusantara, para Sherpa G20 juga dihibur oleh persembahan tarian Beksan Punggawa. Tarian tersebut adalah tari klasik yang berfokus pada perkembangan ragam gerak, pola lantai, tata urutan, dan struktur dramatisasi. Tarian ini berisikan tiga bagian yaitu bagian awal, maju gendhing; bagian isi, enjeran (adu kesaktian) sebelum dan saat berperang; serta bagian akhir, mundur gendhing.

Pada akhir acara, setiap delegasi diberikan kesempatan untuk berfoto dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selesai acara, semua delegasi kembali ke hotel untuk mempersiapkan dua hari pertemuan yang diharapkan dapat menghasilkan harmonisasi tujuan dan menyepakati substansi draft Leaders’ Declaration yang akan dibawa ke KTT G20 pada November 2022 di Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement