REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan keberhasilan transformasi BUMN saat menjadi pembicara dalam forum konferensi Forbes di Singapura, Senin (26/9/2022). Erick mengatakan perjalanannya memperbaiki BUMN dimulai dengan merampingkan jumlah BUMN maupun klaster BUMN.
Dalam tiga tahun pertama menjabat sebagai orang nomor satu di BUMN, Erick berhasil menciutkan jumlah klaster BUMN menjadi 12 klaster dari sebelumnya yang sebanyak 27 klaster serta merampingkan jumlah BUMN menjadi 41 BUMN dari sebelumnya yang sebanyak 108 BUMN.
Erick mengatakan perampingan melalui konsolidasi BUMN yang bergerak pada sektor sejenis pun ia lakukan pada sektor kesehatan. Erick membentuk holding farmasi yang terdiri atas Bio Farma, Kimia Farma, dan Indo Farma, serta mengkonsolidasi puluhan rumah sakit (RS) ke dalam holding RS yang dipimpin Pertamedika IHC.
"Kita ingin memberikan obat-obatan dan layanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh masyarakat," ujar Erick.
Erick menilai BUMN memiliki tanggung jawab dalam memperbaiki sistem kesehatan Indonesia yang selama ini memiliki ketergantungan impor yang tinggi. Erick menyebut 90 persen bahan baku obat (BBO) selama ini dipasok dari luar negeri.
Pria kelahiran Jakarta mengatakan kehadiran pandemi tak lantas menyurutkan upaya BUMN dalam melakukan perubahan di sektor kesehatan. "Kita baru mulai membangun ekosistem kesehatan, lalu pandemi datang. Bagi kami, ini justru mempercepat langkah transformasi eksosistem kesehatan. Ini momentum dalam mereformasi sistem kesehatan Indonesia," ucap Mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Sejak awal pandemi, lanjut Erick, BUMN-BUMN yang bergerak di sektor kesehatan, serta BUMN lain bersatu padu membantu pemerintah dan masyarakat dalam menangani pandemi. Erick mengatakan BUMN menjadi garda terdepan dalam mendirikan rumah sakit khusus Covid-19, alat kesehatan, obat-obatan, hingga mencari vaksin.
"BUMN juga dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan. Saat pandemi terjadi isu harga masker yang mencapai Rp 100 ribu lebih, kita pun intervensi dengan menyediakan harga masker yang terjangkau," sambung dia.
Erick mengatakan BUMN tentu tak bisa sendiri dalam memperbaiki dan membangun ketahanan kesehatan Indonesia melalui produksi vaksin Covid-19. Untuk itu, lanjut Erick, BUMN pun menggandeng Baylor College of Medicine dalam pengembangan vaksin. Erick menyebut vaksin dengan nama Indovac atau Indonesia vaccine akan segera diluncurkan pemerintah dalam waktu dekat.
"Ini sesuatu yang kita percaya perlunya pembangunan ekosistem sistem kesehatan , kita mengajak mitra yang percaya dengan potensi Indonesia, kita undang siapa pun untuk membuat ekosistem kesehatan yang lebih baik lebih untuk Indonesia," kata Erick menambahkan.