Selasa 27 Sep 2022 13:03 WIB

Banjir tak Kunjung Surut, Ratusan Warga di Pangandaran Terisolasi

Akses warga Pangandaran terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 3 meter.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Petugas mengantarkan warga menggunakan rakit dan perahu karet di Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Selasa (27/9/2022). Akses jalan desa di wilayah itu tergenang banjir hingga 3 meter, sehingga terdapat ratusan warga yang terisolasi.
Foto: Tagana Kab Pangandaran
Petugas mengantarkan warga menggunakan rakit dan perahu karet di Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Selasa (27/9/2022). Akses jalan desa di wilayah itu tergenang banjir hingga 3 meter, sehingga terdapat ratusan warga yang terisolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Ratusan warga di Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, sudah lima hari terisolasi akibat banjir. Pasalnya, akses jalan utama warga di wilayah itu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 3 meter.

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana, mengatakan, banjir yang terjadi sejak Jumat (23/9/2022), itu merendam akses jalan desa yang menghubungkan antardusun di wilayah itu. Akibatnya, terdapat ratusan warga yang terisolasi lantaran tak ada akses jalan alternatif lain yang dapat dilalui kendaraan.

Baca Juga

"Ada sekitar 150 KK (kepala keluarga) yang terisolasi. Ini sudah hari kelima. Ketinggian air mencapai 3 meter," kata dia saat dihubungi, Selasa (27/9/2022).

Menurut dia, sebanyak tiga perahu karet dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Tagana, dan Kepolisian Resor (Polres) Pangandaran, telah disiagakan untuk mengantarkan warga melintas jalan yang tergenang banjir. Selain itu, petugas Tagana bersama relawan kampung siaga bencana (KSB) juga disebut masih terus siaga untuk membantu warga beraktivitas. Sebab, akses jalan yang tergenang itu hanya bisa dilalui menggunakan rakit atau perahu karet.

"Teman-teman Tagana dan KSB selalu piket di sana untuk mengantarkan warga yang mau keluar kampung menggunakan perahu karet. Kemarin juga saya minta bantuan lagi perahu ke Kemensos dan provinsi. Sekarang perahunya dalam perjalanan," kata Nana.

Meski ketinggian air mencapai 3 meter di jalan desa, Nana menilai, permukiman warga di Desa Bunisari relatif aman dari banjir. Hanya terdapat sekitar 10 rumah warga yang tergenang air dengan ketinggian maksimal 50 sentimeter.

Menurut dia, mayoritas warga di Desa Bunisari masih bertahan di rumahnya masing-masing. Berdasarkan laporan terakhir, warga yang mengungsi akibat banjir itu hanya berjumlah 11 jiwa atau empat KK.

"Mereka sementara mengungsi di rumah kerabatnya masing-masing. Jadi kami tak buat posko pengungsian," kata dia.

Kendati demikian, Tagana telah mendidistribusikan kebutuhan logistik kepada warga yang terdampak banjir di Desa Bunisari. Bantuan logistik juga akan kembali disalurkan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Nana menjelaskan, jalan di Desa Bunisari itu memang sering terdampak banjir ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Hal itu mengingat, jalan desa yang terendam itu memiliki kontur seperti cekungan. Sementara karakter tanah di Desa Bunisari merupakan bebatuan karst. Alhasil, jalan desa yang terendam itu hampir selalu terendam ketika terjadi hujan.

"Karena wilayah cekungan, jadi seperti waduk dadakan. Surutnya juga lama. Apalagi sekarang hujan masih terus terjadi, debit air masih terus naik," kata Nana.

Sementara itu, Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan, dalam beberapa hari terakhir memang terjadi bencana banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Pangandaran. Salah satunya, banjir terjadi di wilayah Desa Bunisari.

Menurut dia, banjir di Desa Bunisari itu merupakan akibat dari hujan yang terus terjadi dalam beberapa hari ke belakang. Namun, ia menilai, banjir itu tak sampai berdampak ke rumah warga. Pasalnya, rumah warga di wilayah itu berada di ketinggian.

"Di sana kalau rumah sudah aman, hanya akses jalan terputus," kata dia.

Jeje menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, pihak kecamatan, dan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman Kabupaten Pangandaran, untuk melakukan penanganan jangka panjang. Dengan begitu, bencana banjir di wilayah Desa Bunisari dapat diantisipasi ke depannya.

"Saya hari ini sedang diskusi dengan desa, kecamatan, dan PU, untuk membahas langkah yang akan dilakukan. Apakah akan penyodetan atau normalisasi," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement