Selasa 27 Sep 2022 16:45 WIB

Jepang Ajukan Protes Setelah Rusia Tahan Diplomat di Vladivostok

Hubungan Tokyo dengan Moskow sangat kompleks.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
 Jepang Ajukan Protes Setelah Rusia Tahan Diplomat di Vladivostok. Foto: Lapas (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Jepang Ajukan Protes Setelah Rusia Tahan Diplomat di Vladivostok. Foto: Lapas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Jepang mengajukan protes kepada Rusia setelah menahan diplomat Tatsunori Motoki di Vladivostok. Jepang menuduh Rusia berperilaku "tidak masuk akal" dan mengancam akan mengambil langkah yang setara.

Badan keamanan federal Rusia, FSB menahan Motoki yang bekerja di Konsulat Jenderal Jepang di Kota Vladivostok dan menuduhnya sebagai mata-mata. Motoki dibebaskan setelah beberapa jam dan dinyatakan 'persona non grata'. Kantor berita Jepang, Kyodo yang mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya melaporkan, Motoki telah diperintahkan untuk meninggalkan Rusia dalam waktu 48 jam.

Baca Juga

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menggambarkan penahanan Motoki sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Dia menuduh FSB menggunakan pendekatan "pemaksaan" terhadap diplomat tersebut. Matsuno mengatakan, tidak ada bukti bahwa Motoki terlibat dalam kegiatan ilegal seperti yang diklaim oleh Rusia.

“Dalam kasus ini, petugas konsuler ditutup matanya dari awal sampai akhir, dan dibawa pergi dengan kedua tangan dan kepala ditekan, tidak bisa bergerak, dan kemudian diinterogasi secara paksa. Tindakan pihak Rusia merupakan pelanggaran yang jelas dan serius terhadap Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler dan Konvensi Konsuler Soviet-Jepang. Ini sangat disesalkan dan tidak diterima dengan cara apa pun," ujar Matsuno, dilansir Aljazirah, Selasa (27/9/2022).

Sebelumnya FSB mengumumkan telah menahan seorang konsul Jepang di Vladivostok pada Senin (26/9/2022) karena tuduhan spionase dan memerintahkannya untuk meninggalkan negara itu. FSB menambahkan, diplomat itu telah meminta informasi tentang dampak sanksi Barat di wilayah Primorsky timur.

“Seorang diplomat Jepang ditahan saat menerima informasi rahasia dengan imbalan uang, tentang kerja sama Rusia dengan negara lain di kawasan Asia-Pasifik,” kata FSB dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, diplomat itu telah diperintahkan untuk meninggalkan Rusia dalam waktu 48 jam, dan FSB telah mengajukan keluhan kepada Jepang.

Media lokal Rusia merilis rekaman yang diduga menunjukkan Motoki menerima dokumen di sebuah restoran, dan dia mengakui tuduhan itu selama interogasi dengan FSB.

Rusia menganggap Jepang sebagai negara "bermusuhan", serupa dengan Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutu, termasuk Inggris dan Australia. Moskow dan Tokyo telah saling bertukar sanksi sejak 24 Februari saat Rusia menginvasi Ukraina.

Bahkan sebelum perang, hubungan Tokyo dengan Moskow sangat kompleks.  Kedua belah pihak terlibat dalam sengketa atas pulau-pulau yang disebut oleh Rusia Kuril dan Jepang menyebutnya sebagai Northern Territories yang telah mencegah mereka menandatangani perjanjian damai pascaperang. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement