REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kementerian Ekonomi Jerman menyatakan, pipa Nord Stream 1 yang menghubungkan Rusia ke Eropa telah melaporkan penurunan tekanan. Kondisi ini terjadi hanya beberapa jam setelah kebocoran dilaporkan pada pipa Nord Stream 2 di Laut Baltik di Denmark.
"Kami sedang menyelidiki insiden ini juga, bersama dengan pihak berwenang terkait dan Badan Jaringan Federal," kata Kementerian Ekonomi Jerman dalam sebuah pernyataan Senin (26/9/2022) malam.
"Kami saat ini tidak tahu alasan penurunan tekanan," ujarnya.
Kedua pipa tersebut membawa gas alam dari Rusia ke Eropa. Sementara pipa Nord Stream 2 tidak pernah beroperasi, Nord Stream 1 telah membawa gas Rusia ke Jerman sampai awal bulan ini. Raksasa energi Rusia Gazprom memutuskan pasokan, mengklaim ada kebutuhan untuk pekerjaan pemeliharaan mendesak untuk memperbaiki komponen utama. Lapor kantor berita Jerman DPA menyatakan, meskipun tidak mengirimkan gas ke Eropa, kedua pipa tersebut masih diisi dengan gas.
Penjelasan Gazprom tentang masalah teknis sebagai alasan untuk mengurangi aliran gas melalui Nord Stream 1 telah ditolak oleh pejabat Jerman sebagai kedok untuk permainan kekuatan politik setelah invasi Rusia ke Ukraina. Gazprom mulai memotong pasokan melalui Nord Stream 1 pada pertengahan Juni, menyalahkan keterlambatan pengiriman turbin yang telah dikirim ke Kanada untuk diperbaiki.
Pipa gas Nord Stream 2 sudah selesai ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz menangguhkan sertifikasinya pada malam invasi Rusia ke Ukraina terjadi. Padahal Berlin sangat bergantung pada pasokan gas alam dari Moskow, tetapi sejak Moskow melancarkan perangnya di Kiev pada 24 Februari, Berlin telah berusaha mencari sumber energi lain.
Kekhawatiran akan kekurangan musim dingin telah sedikit mereda di negara itu karena penyimpanan gas telah berkembang dalam beberapa pekan terakhir. "Kami tidak melihat dampak apa pun pada keamanan pasokan,” kata Kementerian Ekonomi Jerman mengacu pada penurunan tekanan di Nord Stream 1.
"Sejak pasokan Rusia berhenti pada awal September, tidak ada gas yang mengalir melalui Nord Stream 1 lagi. Tingkat penyimpanan terus meningkat dengan mantap. Mereka saat ini sekitar 91 persen," ujarnya.
Sedangkan di sisi lain, upacara peresmian diadakan untuk peresmian pipa baru, Pipa Baltik, pada Selasa (27/9/2022). Jalur ini akan membawa gas Norwegia melalui Denmark ke Polandia. Gas Norwegia dimaksudkan untuk memiliki peran penting dalam menggantikan gas Rusia.