Selasa 27 Sep 2022 18:54 WIB

BNPB: Sebanyak 48 Bencana Terjadi Sepekan Terakhir

Rata-rata dalam sehari terjadi tujuh kali bencana alam.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham Tirta
Banjir (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fauzan
Banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 48 kali bencana hidrometeorologi selama sepekan terakhir, kurun 19-25 September 2022. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, bencana didominasi hidrometeorologi basah dan sebagian kecil hidrometeorologi kering.

Abdul Muhari merinci, 20 kejadiannya adalah banjir, cuaca ekstrem 12 kejadian dan beberapa tempat tanah longsor. "Makanya ini atau peak kita pekan ini untuk analisis seperti bencana pekan lalu itu kita harus waspada banjir bencana," kata Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara virtual, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Abdul Muhari menjelaskan, 48 kali bencana hidrometeorologi ini termasuk paling tinggi dalam sepekan. Dia mengibaratkan rata-rata dalam sehari tujuh kali kejadian bencana.

Makanya, kalau di awal musim hujan ini saja kita sudah dalam satu hari 7 kali kejadian bencana, maka kita memang harus benar-benar waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan kita. "Makanya kalau di awal musim hujan ini saja kita sudah dalam satu hari tujuh kali kejadian bencana maka kita memang harus benar-benar waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan kita," ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam 48 kejadian selama sepekan ini telah berdampak ke 5.045 rumah terdampak, 22.869 orang terdampak dan mengungsi, serta 41 rumah rusak dan lain-lain.

Sedangkan untuk sebaran bencana selama sepekan terakhir, jika sebelumnya fokus di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, maka dia mengingatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Jawa Barat bagian tengah dan selatan. "Itu harus hati-hati dan siap siaga. Garut, Sukabumi, Ciamis karena ada penumpukan atau potensi intensitas hujan yang lebih tinggi itu sudah kita reminder di Disaster Briefing Minggu lalu dan ternyata benar ada kejadian longsor yang cukup signifikan, banjir dan longsor di Garut sehingga menimbulkan korban jiwa satu meninggal dan saat ini masih dalam tanggap darurat," katanya.

Kemudian, lanjut Abdul Muhari, dia mengingatkan pemerintah provinsi Bengkulu terhadap potensi peningkatan curah hujan. "Hati-hati karena ada potensi peningkatan curah hujan di situ dan ternyata benar juga, ada tiga kejadian bencana di Bengkulu, bencana banjir, longsor dan juga cuaca ekstrem di situ di dua Kabupaten Kota," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement