Selasa 27 Sep 2022 20:46 WIB

Berdurasi 115 Menit, Film Smile Dijamin Bikin Jantungan!

Film 'Smile' yang bergenre horror thriller tayang 28 September.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Potret adegan di film Smile. Film Smile akan tayang 28 September 2022.
Foto: Paramount Pictures
Potret adegan di film Smile. Film Smile akan tayang 28 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor menjadi salah satu genre yang paling banyak disukai para pecinta film di Indonesia. Kini, menutup September 2022, akan hadir film bergenre horror thriller dari penulis-sutradara Parker Finn berjudul Smile.

Berdurasi 115 menit, Smile dijamin bisa bikin "jantungan" sekaligus memuaskan dahaga para pecinta horor lewat pengemasan cerita yang begitu apik, skoring dan pengambilan gambar yang sempurna, hingga akting meyakinkan dari para aktor.

Baca Juga

Smile berfokus pada seorang psikiater bernama Dr Rose Cotter (Sosie Bacon) yang mengalami teror menakutkan setelah menyaksikan kejadian traumatis aneh yang melibatkan pasiennya bernama Laura. Mahasiswi PhD itu bunuh diri di hadapan Rose dengan cara menggorok leher sendiri menggunakan pecahan vas bunga.

Sebelum meninggal, Laura sempat tersenyum kepada Rose. Kejadian itu lantas membuat Rose terus berhalusinasi dan dihantui rasa takut.

Rose sering merasa dibuntuti dan mengalami hal aneh, hingga diteror dengan terus mengalami mimpi buruk yang membuatnya sulit tidur. Dan tak ada yang percaya dengan apa yang dialaminya, bahkan tunangannya sendiri Trevor (Jessie T Usher). Itu mendorongnya mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

photo
Salah satu potret adegan di film Smile - (Paramount Pictures)

Dengan bantuan mantan pacarnya yang sekaligus polisi, Joel (Kyle Gallner), Rose akhirnya tahu bahwa ada belasan kasus bunuh diri yang mengerikan sebelum pasiennya. Sebagian besar korbannya tersenyum sebelum meninggal.

Film Smile menyajikan kesuraman di setiap menit ke menitnya. Isu penyakit mental juga begitu dominan di film ini, membuat Rose dan para korban yang bunuh diri dianggap “gila” setelah mengalami kejadian traumatis. Ini beberapa kali disinggung dalam dialog ketika Rose meyakinkan orang terdekatnya bahwa dia tidak gila.

"Aku tidak gila. Aku benar-benar melihat ada sesuatu yang aneh, semacam energi yang mengutuki aku," demikian penggalan dialog Rose.

Sebagai penulis dan sutradara, Parker Finn mengaku berambisi untuk membuat karya fitur debutnya menjadi begitu mencekam. Dia ingin penonton ikut merasakan serangan panik.

"Saya ingin membuat film yang terasa seperti serangan panik yang berkelanjutan dari awal hingga akhir," kata Finn seperti dikutip dari pernyataan tertulisnya, Senin (27/9/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement