Selasa 27 Sep 2022 21:12 WIB

Dinas Pendidikan Jayawijaya Wajibkan Siswa SD Membaca 15 Menit Setiap Hari

Pihak sekolah diminta menyiapkan pojok baca di masing-masing kelas.

Red: Nur Aini
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi) Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua mewajibkan siswa sekolah dasar (SD) membaca 15 menit setiap hari masuk sekolah.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi) Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua mewajibkan siswa sekolah dasar (SD) membaca 15 menit setiap hari masuk sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua mewajibkan siswa sekolah dasar (SD) membaca 15 menit setiap hari masuk sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya, Natalis Mumpu mengatakan kebijakan itu merupakan tindak lanjut temuan kasus siswa tamatan SD yang belum bisa membaca.

Baca Juga

"Sebagian besar sekolah sudah menerapkan sistem ini, terutama di ring I,II dan sampai dengan ring IX," katanya di Wamena, Selasa (27/9/2022).

Dinas Pendidikan mengimbau kepala-kepala sekolah tidak meninggalkan sekolah agar memantau penerapan kebijakan itu. Natalis memastikan sektor pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga menjadi perhatian bupati dan wakil di masa kepemimpinan mereka.

"Kami sampaikan kepada kepala sekolah agar siswa Kelas VI yang lulus harus sudah bisa baca dan tulis," katanya.

Kepala SD Terpadu Nurul Hidayah Wamena, Siti Aminah mengatakan pihaknya telah menerapkan wajib membaca 15 menit. Kebijakan itu sudah dilakukan sejak tahun lalu. Setiap siswa dan siswi di sekolah ini wajib membaca 30 menit setiap hari yaitu 15 menit sebelum masuk kelas dan 15 menit sebelum pulang sekolah.

"Sampai sekarang setiap siswa wajib membaca 15 menit sebelum masuk kelas dan 15 menit sebelum pulang sekolah. Khusus hari Sabtu, itu literasi seperti membaca dan bermain kebun huruf," katanya.

Untuk mendukung 30 menit membaca setiap hari, pihak sekolah menyiapkan pojok baca di masing-masing kelas.

"Kami mendapat dukungan sumbangan buku dari donatur. Diharapkan ada donatur yang menyumbangkan buku lagi agar minat baca anak-anak semakin berkembang," katanya.

Beberapa orang tua wali yang mendukung pihak sekolah, ikut menyumbang buku untuk menopang pengembangan sektor pendidikan.

"Ini disebabkan anak-anak lebih suka membaca bersama teman-temannya ketimbang harus membaca sendiri di rumah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement