Selasa 27 Sep 2022 21:53 WIB

Harga CPO di Riau Naik karena Tingginya Permintaan Ekspor

India meningkatkan permintaan CPO karena mereka membutuhkan stok banyak

Rep: febrian fachri/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pekerja mengawasi proses pemuatan minyak sawit mentah (CPO) ke dalam kapal untuk diekspor ke luar negeri di Pelabuhan Pelindo I Dumai di kota Dumai, Dumai, Riau, Sabtu (22/9). Produksi CPO dan turunannya untuk tujuan ekspor keluar negeri melalui pelabuhan umum di Kota Dumai sampai dengan Juni 2018 mencapai 2,1 juta ton.
Foto: Aswaddy Hamid/Antara
Seorang pekerja mengawasi proses pemuatan minyak sawit mentah (CPO) ke dalam kapal untuk diekspor ke luar negeri di Pelabuhan Pelindo I Dumai di kota Dumai, Dumai, Riau, Sabtu (22/9). Produksi CPO dan turunannya untuk tujuan ekspor keluar negeri melalui pelabuhan umum di Kota Dumai sampai dengan Juni 2018 mencapai 2,1 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Kabid Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) naik di sesi perdagangan minggu ini. Untuk di Provinsi Riau, harga CPO Rp 11.025,87 per kg dan harga Kernel Rp 6.399,49 per kg.

Defris menyebut minyak sawit berjangka Malaysia berakhir melesat 1,05 persen menjadi 3.737/ton atau US$ 820,68/ton dan mengakhiri penurunannya selama tiga hari beruntun.

Baca Juga

"Kenaikan harga CPO terjadi disebabkan oleh lonjakan ekspor di tengah permintaan yang naik dari India menjelang hari raya besar. India yang merupakan importir utama CPO dunia, kembali meningkatkan permintaan akan CPO Indonesia," kata Defris.

Defris menambahkan negara India meningkatkan permintaan CPO karena mereka membutuhkan stok banyak untuk festival Diwali bulan depan. India kata dia secara agresif membeli minyak sawit dari Indonesia karena harga menarik dan permintaan festival semakin dekat.

Menurut The Solvent Extractors' Association of India (SEA) bahwa total permintaan India tersebut meningkat tiga kali lipat dari Indonesia, jika dibandingkan dengan periode empat bulan sebelumnya.

"Selain itu, ringgit Malaysia yang terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian membuat harga CPO lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang asing," kata Defris menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement