Selasa 27 Sep 2022 22:42 WIB

Stok Vaksin Meningitis di Sulawesi Selatan Mulai Menipis

Vaksin meningitis merupakan salah satu syarat untuk berangkat umroh.

Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma mempersiapkan vaksin meningitis untuk calon jamaah haji di Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Selasa (10/5/2022). Saat ini, Indonesia mengalami kelangkaan stok vaksin meningitis. Stok di Sulawesi Selatan juga mulai menipis.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma mempersiapkan vaksin meningitis untuk calon jamaah haji di Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Selasa (10/5/2022). Saat ini, Indonesia mengalami kelangkaan stok vaksin meningitis. Stok di Sulawesi Selatan juga mulai menipis.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Erwan Tri Sulistyo menyebut bahwa persediaan vaksin meningitis mulai menipis. Vaksin miningitis merupakan salah satu syarat bagi setiap orang yang hendak melaksanakan ibadah umroh.

"Iya, vaksin miningitis memang berkurang karena minat jamaah umroh kita yang cukup tinggi jadi ketersediaannya berkurang," ujar dr Erwan di Makassar, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Terkait hal tersebut, Dinkes Sulsel belum memperoleh informasi mengenai distribusi dan ketersediaan kembali stok vaksin dari Kementerian Kesehatan. "Pusat juga belum ada penyampaian apakah memang stok di pusat kurang atau kita terlalu banyak yang pergi umroh," kata dia.

Vaksin meningitis sangat penting sebelum berangkat ke Tanah Suci untuk melindungi jamaah dari penularan penyakit meningitis selama tiga tahun. Dr Erwan mengungkapkan bahwa pemberian vaksin meningitis dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan tempat layanan swasta.

"Kalau orang umroh itu kan dari berbagai negara, termasuk negara yang endemis meningitis di daerah Afrika, sehingga jamaah kita kalau belum divaksinasi, mereka berisiko terkena meningitis, sehingga penting untuk divaksin," kata dia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

(QS. Al-Ma'idah ayat 2)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement