SMK di Temanggung Gelar Karya Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Red: Muhammad Fakhruddin
SMK di Temanggung Gelar Karya Penguatan Profil Pelajar Pancasila (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Anis Efizudin
REPUBLIKA.CO.ID,TEMANGGUNG -- Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Temanggung, Jawa Tengah, menyelenggarakan Pergelaran Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diikuti oleh 30 kelas dari kelas X dan XI.
Kepala SMKN 1 Temanggung Tri Setya Budi mengatakan gelar karya penguatan profil pelajar Pancasila kali ini dengan tema Bhinneka Tunggal Ika.
Ia menjelaskan dari 30 kelas tersebut masing-masing menampilkan potensi dari 30 provinsi di Indonesia. Tri menyampaikan gelar karya proyek penguatan profil pelajar Pancasila ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah.
"Harapannya dengan adanya gelar karya ini dapat memberikan pembelajaran kepada anak-anak untuk membangun karakter sebagaimana yang diamanahkan pada profil pelajar Pancasila, di dalamnya ada dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kreatif," katanya, Selasa (27/9/2022).
Kegiatan yang berlangsung pada 26-27 September 2022 ini disaksikan oleh intern warga SMKN 1 Temanggung.
"Selain itu, kami juga mengundang guru-guru SMK lain, barangkali nanti bisa dikembangkan lebih lanjut di sekolah masing-masing. Kami juga mengundang siswa-siswa SMP untuk menyaksikan supaya mereka juga belajar sejak awal mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia," katanya.
Ketua Panitia Pergelaran Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SMKN 1 Temanggung, Hendro Martono menuturkan kegiatan ini bagian dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Ia menjelaskan dalam Kurikulum Merdeka ada sejumlah mata pelajaran yang jam pelajarannya diiris, kemudian disatukan dan dipakai untuk kegiatan belajar bersama.
Menurut dia kolaborasi antarmata pelajaran dalam rangka menguatkan profil pelajar Pancasila itu sebenarnya dirinci dari dasar negara ke UU Pendidikan.
"Selama ini kita sudah resah, bagaimana nilai-nilai Pancasila itu bisa ditanamkan ke anak-anak tetapi tidak melalui pelajaran, diharapkan melalui proyek seperti ini nilai-nilai gotong-royong, keimanan, ketakwaan, mandiri dan lain-lain itu lebih mudah ditanamkan pada anak-anak," katanya.
Hendro mengatakan kira-kira ada waktu dua minggu bagi anak-anak untuk menyiapkan proyek ini.
"Proyek ini sendiri bukan pada output-nya, tetapi lebih ke proses. Bagaimana anak-anak dengan teman satu kelas itu akan bergumul saling berbagi peran, berbagi tanggung jawab, berbagi ide dan lain-lain supaya lebih mudah maka diwujudkan dalam suatu proyek kegiatan," katanya.
Ia menuturkan pendanaan kegiatan ini dari anak-anak sendiri, karena termasuk bagian kreativitas mereka bagaimana menggali sumber dana atau sumber daya yang ada di kelas itu dan sekolah hanya menyediakan fasilitas saja untuk pameran.
Melalui tema Bhinneka Tunggal Ika, katanya menyiapkan anak supaya siap dalam masyarakat global. Melihat keragaman yang bersifat global maka modal yang bisa dipakai anak-anak itu adalah memahami kebhinnekaan di tingkat nasional.
"Materinya diundi, silakan digali apa saja yang ada di masing-masing provinsi itu, 10 objek pemajuan kebudayaan ada tradisi lisan, manuskrip, seni, bahasa, pengetahuan tradisional, dan lain-lain," katanya.
Ia menyebutkan apa yang mereka ketahui tentang provinsi tersebut pertama ditampilkan dalam data visual pameran foto di stan masing-masing, kedua ekspresi seni yang sekarang disajikan.
Ketua OSIS SMKN 1 Temanggung Laurensia Clara Alferina Kusuma Dewi menyampaikan gelar karya ini sangat banyak manfaatnya.
"Banyak hal baik yang bisa kami terima, karena gelar karya ini dapat menumbuhkan jiwa sosial dan menumbuhkan kreatifitas. Gelar karya ini pantas untuk dipertahankan dan merupakan ide yang kreatif," katanya.