REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia Sarbini Abdul Murad mengutuk serbuan dan ritual ibadah yang dilakukan ekstremis Yahudi di komplek Masjid Al Aqsa di Kota Al-Quds atau Yerusalem yang diduduki pada Ahad pagi (25/9/2022).
Pernyataan mengutuk ekstremis Yahudi ini disampaikan MER-C untuk menanggapi tindakan provokasi yang dilakukan ekstremis Yahudi ke Masjid Al Aqsa yang dikawal ketat oleh petugas keamanan Israel.
“Langkah provokasi ini patut dikutuk, karena praktik ritual ekstremis Yahudi yang dikawal ketat oleh pihak petugas keamanan Israel telah merusak kesucian Masjid Al Aqsa serta memprovokasi terjadinya bentrokan dengan kaum muslimin," kata Sarbini melalui pesan tertulis kepada Republika, Rabu (28/9/2022).
Sarbini menyayangkan peristiwa yang sudah terjadi berulang kali tersebut. Menurutnya, tindakan-tindakan semacam ini memang sengaja diciptakan oleh Israel untuk memancing bentrokan dan berujung serangan terhadap penduduk sipil Palestina.
Untuk itu, Sarbini mendesak Yordania sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesucian Al-Quds untuk melakukan langkah yang lebih tegas terhadap provokasi ekstremis yang didukung pihak keamanan Israel. Sarbini juga menyerukan kepada masyarakat Internasional yang cinta damai untuk jangan diam menanggapi hal ini.
"Kami menyerukan masyarakat internasional tidak diam dan agar terus menyuarakan kecaman serta kritikan kepada Israel yang belum ada tanda-tanda menegakkan perdamaian dengan pihak Palestina," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) Anshorullah mengatakan sehubungan dengan perayaan tahun baru Yahudi dan ritual Talmudik di dalam Masjid Al Aqsa dan Masjid Ibrahimi Hebron sejak 25-27 September 2022 yang memicu bentrokan dengan umat Islam di Palestina, AWG menyampaikan pernyataan sikap.
"Aqsa Working Group mengutuk dengan keras perayaan tahun baru Yahudi dan ritual Talmudik oleh ekstrimis kolonial di Masjid Al Aqsa dan Masjid Ibrahimi, Hebron," kata Anshorullah melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (28/9/2022).
Anshorullah mengatakan dalam rangka perayaan itu Zionis Israel membatasi umat Islam yang akan memasuki Masjid Al Aqsa, bahkan menutup Masjid Ibrahimi untuk umat Islam. Ia menegaskan, perayaan dan ritual yang dilakukan Zionis Yahudi itu adalah pelecehan, penistaan dan terorisme terhadap kesucian Masjid Al Aqsa dan Masjid Ibrahimi. Itu tindakan provokatif yang memicu perselisihan bahkan perang antaragama.
Ia menjelaskan, perayaan tahun baru Yahudi di Masjid Al Aqsa dan Masjid Ibrahimi itu juga semakin menunjukkan Zionis Israel sama sekali tidak memiliki itikad baik membangun perdamaian di kawasan itu dan dunia.