Rabu 28 Sep 2022 08:16 WIB

Rusia tak Sisihkan Sabotase Sebagai Penyebab Bocornya Nord Stream

Kebocoran pipa Nord Stream dapat berdampak pada keamanan energi di seluruh Eropa.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.
Foto: Stefan Sauer/dpa via AP
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia tidak mengesampingkan dugaan tindakan sabotase sebagai penyebab bocornya jaringan pipa gas Nord Stream 1 dan 2. Moskow menilai, kebocoran atau kerusakan pipa Nord Stream dapat berdampak pada keamanan energi di seluruh Eropa.

“Tidak ada opsi yang dikesampingkan sekarang,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya awak media apakah aksi sabotase merupakan penyebab kebocoran pipa Nord Stream 1 dan 2, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Peskov mengungkapkan, Rusia sangat prihatin atas insiden kebocoran pipa Nord Stream tersebut. “Ini adalah berita yang sangat memprihatinkan. Memang, kita berbicara tentang beberapa kerusakan yang tidak jelas pada jalur pipa di zona ekonomi Denmark. Ini adalah masalah yang terkait dengan keamanan energi seluruh benua,” ucapnya.

Pipa Nord Stream 1 dan 2 memiliki kapasitas tahunan gabungan sebesar 110 miliar meter kubik. Angka itu lebih dari setengah volume ekspor gas normal Rusia. Jaringan Nord Stream dirancang untuk membawa gas dari Semenanjung Yamal Siberia Barat langsung ke Jerman, ekonomi terbesar di Eropa. Sejak Barat menerapkan sanksi ke Rusia sebagai respons atas keputusannya menyerang Ukraina, Moskow mulai mengurangi volume pasokan gas yang dikirim via Nord Stream. Rusia bahkan sempat menyetop suplai gas dengan alasan adanya pekerjaan perbaikan pada Nord Stream 1.

Pada Selasa lalu, Nord Stream AG, yakni operator yang mengelola jaringan Nord Stream mengungkapkan, tiga jalur lepas pantai dari sistem pipa Nord Stream mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu hari. Setiap jalur pipa Nord Stream terdiri dari sekitar 100 ribu pipa baja berlapis beton seberat 24 ton dan diletakkan di dasar laut Laut Baltik. Pipa tersebut memiliki diameter internal konstan 1,153 meter.

Bagian dari pipa terletak pada kedalaman sekitar 80-110 meter. Otoritas Maritim Swedia mengeluarkan peringatan tentang dua kebocoran di pipa Nord Stream 1. Hal itu diumumkan tak lama setelah kebocoran pada pipa Nord Stream 2 terdekat ditemukan. Kebocoran pada pipa Nord Stream 2 telah mendorong Denmark membatasi pengiriman dalam radius lima mil laut.

Nord Stream 1 memiliki panjang 1.224 kilometer. Ia terdiri dari dua pipa paralel dengan kapasitas tahunan papan nama masing-masing 27,5 miliar meter kubik (bcm). Nord Stream 1 terbentang dari Vyborg, Rusia, ke titik keluar di Lubmin, Jerman. Jaringan pipa ini mulai memasok gas ke Jerman pada 2011. Pada Juli lalu, aliran gas lewat pipa tersebut hanya 20 persen. Kemudian pada Agustus lalu, Rusia memutus atau menyetop total suplai gas dengan alasan pemeliharaan.

Sementara Nord Stream 2, yang berjalan hampir paralel dengan Nord Stream 1, dibangun pada September 2021 tetapi. Namun ia tidak pernah diluncurkan karena Jerman menolak untuk mengesahkannya. Proyek itu dihentikan sama sekali hanya beberapa hari sebelum Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari lalu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement