Kamis 29 Sep 2022 00:35 WIB

Presiden Turki Kecam Negara-Negara Barat yang Lindungi Teroris

Erdogan: Pembunuh yang tumpahkan darah warga Turki dirangkul oleh negara-negara Eropa

Red: Esthi Maharani
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (27/9/2022) mengecam keras negara-negara Eropa yang melindungi kelompok-kelompok teroris, termasuk PKK dan FETO.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (27/9/2022) mengecam keras negara-negara Eropa yang melindungi kelompok-kelompok teroris, termasuk PKK dan FETO.

REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (27/9/2022) mengecam keras negara-negara Eropa yang melindungi kelompok-kelompok teroris, termasuk PKK dan FETO.

“Ketika sarang teror dihancurkan, anggota organisasi teroris secara terbuka mendirikan kamp mereka sendiri di beberapa negara,” ujar Presiden Erdogan.

“Para pembunuh yang menumpahkan darah warga kami dirangkul di hampir di setiap negara Eropa, khususnya di kamp Lavrion di Yunani. Mereka bisa berjalan bebas dengan melambaikan tangan," kata Erdogan dalam pertemuan di ibu kota Ankara.

Pernyataan Erdogan muncul sehari setelah seorang petugas polisi tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan teror PKK di sebuah kantor polisi di provinsi Mersin selatan Turki.

Teroris menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan negara-negara Barat yang melindungi kelompok teror, ujar Erdogan, sambil mengatakan dirinya mengharapkan semua negara, terutama tetangga Turki, untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap organisasi teroris.

"Meningkatnya perlindungan teroris oleh negara-negara barat, pertama-tama, merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan mereka. Ingat, ular itu pada akhirnya akan menggigit tangan yang terulur. Tempat teroris bukanlah jalanan, tetapi pengadilan dan penjara, di mana mereka akan membayar darah yang telah mereka tumpahkan," tekan Erdogan.

Senjata di Trakia Barat tak berarti apa-apa bagi Turki

Tentang pengerahan militer Yunani di dekat perbatasan Turki, Erdogan menegaskan kembali bahwa Ankara tahu betul niat mereka yang memprovokasi Athena.

“Senjata yang menumpuk di Trakia Barat dan di pulau-pulau lainnya tidak masuk akal bagi kami karena kekuatan kami jauh melampaui mereka, tetapi kami mengingatkan kalian bahwa ini sama saja pendudukan rahasia."

Sebelumnya, drone tentara Turki merekam bahwa Yunani, yang melanggar hukum internasional, mengerahkan kendaraan lapis baja di pulau Midilli (Lesvos) dan Sisam (Samos).

Ankara pada Senin memanggil duta besar Yunani dan menyerukan diakhirinya pelanggaran di pulau-pulau Aegean dan memulihkan status non-militer mereka, menurut Kementerian Luar Negeri.

Dalam sebuah catatan protes untuk AS, Turki mendesak penghormatan terhadap status pulau-pulau Aegean Timur dan menekankan langkah-langkah harus diambil untuk mencegah penggunaan senjata di sana.

"Apakah Anda pikir dukungan dari AS dan Eropa akan menyelamatkan Anda? Tidak. Anda hanya memutar roda Anda; tidak ada yang lain," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan Turki tidak ingin Laut Aegea dan Laut Mediterania "tercemar dengan darah manusia, air mata, atau permusuhan."

“Kami menginginkan kedamaian dan ketenangan dengan segenap hati kami,” tambah dia.

Ankara menginginkan stabilitas dan keamanan di kawasan itu, kata Erdogan, yang mengungkapkan keinginannya untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog berdasarkan hukum internasional.

"Kami tidak pernah ragu untuk membela kepentingan bangsa kami dan saudara-saudara kami di Siprus Turki di Tanah Air kami," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement