REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pertemuan ketiga Sherpa G20 memilih Yogyakarta sebagai venue pertemuan yang berlangsung pada 27-29 September 2022. Seluruh Sherpa dan perwakilan organisasi internasional serta para undangan yang hadir dari berbagai negara juga diperkenalkan dengan berbagai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia.
Seusai melangsungkan pertemuan plenary pada hari pertama, Selasa (27/9/2022), para Sherpa G20, delegasi, dan para tamu Undangan diajak menuju Pelataran Wisnu di Candi Prambanan untuk menghadiri gala dinner.
Para Sherpa G20 dan delegasi merasa takjub dan terkagum dengan penampakan tiga candi utama di halaman utama Candi Prambanan yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa, yang dilakukan mapping projection yaitu penyinaran dengan proyektor yang diisi dengan tampilan konten video digital yang berisikan tema G20 dan keindahan alam nusantara. Para tamu kemudian dijamu dengan beragam hidangan tradisional khas Indonesia dan diiringi alunan musik gamelan Jawa serta penampilan tarian ronggeng.
Selanjutnya juga disuguhkan hiburan pertunjukan wayang dan tarian kontemporer tentang kisah Rama dan Shinta. Suguhan hiburan diteruskan dengan pertunjukan gamelan dan dalang yang bertemakan Land of Diversity serta penampilan penyanyi Lyodra yang membawakan beberapa lagu. Semuanya mampu memberikan kesan mendalam bagi para Sherpa dan undangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memberikan sambutan secara virtual menyampaikan bahwa tema dari gala dinner tersebut yakni Overflowing with The Spiritual Meaning yang direpresentasikan dengan tiga candi terbesar yang berdampingan dan menyimbolkan Trimurti yang menjaga keseimbangan.
Selain itu, Menko Airlangga juga memperkenalkan Candi Prambanan yang sekarang dilihat para Sherpa dan delegasi, tidak dibangun dalam waktu yang singkat. Namun merupakan hasil dari usaha yang dilakukan dalam waktu lama dan didukung oleh banyak pihak, yang dapat menjadi inspirasi dari tema G20 Recover Together, Recover Stronger.
Sama halnya dengan Prambanan yang pernah mengalami krisis karena bencana alam, dunia juga sedang mengalami krisis yang dapat membahayakan komunitas global. “Ada banyak tantangan yang masih belum kita atasi. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun. Namun kita tidak boleh menunda upaya kita untuk membangun kembali dunia menjadi lebih baik. Landasan yang kita bangun bersama hari ini, adalah untuk kemanfaatan generasi yang akan datang,” ungkap Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menambahkan semua negara anggota G20 harus bahu membahu membangun dunia yang harmonis. Sebab, hanya dengan bekerja bersama dan melengkapi perbedaan dan latar belakang yang unik, dunia dapat pulih bersama dan lebih kuat.
“Saya mendorong Anda, para Sherpa G20 yang terhormat, untuk membangun ketahanan dan persatuan G20 untuk mewujudkan dunia yang sejahtera dan harmonis. Dunia mengandalkan kita semua untuk membawa hasil yang bermanfaat, yang akan menjadi sorotan dan perhatian utama pada KTT G20 mendatang,” tutup Menko Airlangga.