REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae-sung menilai diratifikasinya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK CEPA) akan memperluas kerja sama dua negara tidak hanya di bidang perdagangan dan investasi tapi juga hingga pengembangan UMKM dan energi hijau.
"Dengan IK-CEPA, kerja sama Indonesia dan Korea akan diperluas, tidak hanya perdagangan dan investasi, tapi juga pengembangan UMKM, ekonomi hijau, hingga transformasi digital juga akan dipererat," katanya dalam acara Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Dubes Park juga menggarisbawahi prioritas kerja sama dalam industri masa depan yang dibangun Korea dan Indonesia. Prioritas kerja sama tersebut yaitu pengembangan kendaraan listrik, kerja sama sektor energi bersih dan industri hijau serta transformasi digital.
Menurut Park, kerja sama antara Indonesia dan Korea dengan keunggulan masing-masing akan dapat saling menguntungkan. Indonesia, disebutnya memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang bisa dimanfaatkan sementara Korea Selatan kaya akan pengalaman khususnya di bidang teknologi.
"Kedua negara dapat saling berkolaborasi dengan kerja sama yang saling menguntungkan. Contohnya atas kerja sama dengan Korea, pada Maret lalu Indonesia telah menjadi negara pertama di kawasan ASEAN yang memproduksi mobil listrik sendiri, dan untuk pertama kalinya di dunia, ada pembangunan rantai pasok terintegrasi untuk industri baterai," ungkapnya.
Sementara itu, Ekonom Korea Institute for Industrial Economics and Trade (KIET) Shin Yoonsung menilai IK CEPA akan mampu memitigasi risiko perlambatan ekonomi melalui pertumbuhan ekspor impor dan investasi akibat dampak pandemi Covid-19, perang dagang Amerika Serikat-China, dan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang memicu resesi ekonomi global.
Shin Yoonsung berpendapat bahwa melalui kebijakan penghapusan atau pengurangan tarif, Indonesia dan Korea memiliki peluang yang sama untuk menjamin kelancaran rantai pasok barang. Bagi Korea, IK CEPA menjadi instrumen untuk melakukan diversifikasi rantai pasok dan mengurangi ketergantungan ekspor impor dengan negara-negara kelompok G-2 (Amerika Serikat dan China).
"Perjanjian ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam rantai pasok global melalui kekuatan ekspor," kata Shin.
Dari sisi investasi, Indonesia juga dinilai dapat memperoleh manfaat lain dari IK CEPA melalui pertumbuhan industri. Investasi dari Korea Selatan berperan penting untuk mengubah struktur industri di Indonesia dari padat karya menjadi padat teknologi.
"Melalui IK CEPA, Korea Selatan berkomitmen untuk memperluas transfer teknologi dan menjalin kerja sama di bidang Research and Development untuk menciptakan inovasi," jelas Shin.