Rabu 28 Sep 2022 20:02 WIB

Kanada tak Akui Referendum 'Palsu' Rusia

Rusia tak punya legitimasi kuasai Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Donetsk.

Sebuah kendaraan militer melaju di sepanjang jalan dengan papan reklame yang bertuliskan: Dengan Rusia selamanya, 27 September, sebelum referendum di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Kamis, 22 September, 2022. Empat wilayah yang diduduki di Ukraina akan memulai pemungutan suara Jumat 23 September 2022 dalam referendum yang direkayasa Kremlin tentang apakah akan menjadi bagian dari Rusia, menyiapkan panggung bagi Moskow untuk mencaplok wilayah tersebut dalam eskalasi tajam selama hampir tujuh bulan. perang.
Foto: AP/AP
Sebuah kendaraan militer melaju di sepanjang jalan dengan papan reklame yang bertuliskan: Dengan Rusia selamanya, 27 September, sebelum referendum di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Kamis, 22 September, 2022. Empat wilayah yang diduduki di Ukraina akan memulai pemungutan suara Jumat 23 September 2022 dalam referendum yang direkayasa Kremlin tentang apakah akan menjadi bagian dari Rusia, menyiapkan panggung bagi Moskow untuk mencaplok wilayah tersebut dalam eskalasi tajam selama hampir tujuh bulan. perang.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kanada tidak mengakui hasil "referendum palsu" di empat wilayah Ukraina. Mereka pun berniat menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Demikian disampaikan Perdana Menteri Justin Trudeau pada Rabu.

Dalam sebuah pernyataan, Trudeau mengatakan bahwa yang disebut referendum di wilayah Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Donetsk yang dikuasai Rusia tidak memiliki legitimasi.

Baca Juga

"Kanada tidak dan  tidak akan pernah mengakui hasil referendum palsu ini atau upaya pencaplokan ilegal Rusia atas wilayah Ukraina," kata Trudeau, yang menegaskan kembali dukungan Kanada untuk Ukraina.

Mengacu pada laporan tentang pemilih yang diintimidasi melalui kekerasan, Trudeau juga mencatat bahwa Kanada akan menjatuhkan sanksi baru.

"Menanggapi eskalasi lebih lanjut ini, kami bermaksud untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap orang dan entitas yang terlibat dalam upaya terbaru ini untuk merusak prinsip-prinsip kedaulatan negara, dan yang berbagi tanggung jawab atas pertumpahan darah yang tidak masuk akal yang sedang berlangsung di seluruh Ukraina," tambah Trudeau.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa mereka akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya.

?Wilayah Ukraina akan tetap menjadi milik Ukraina,? kata Trudeu, menegaskan kembali dukungan negaranya untuk kedaulatan dan integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina.

Media pemerintah Rusia mengumumkan bahwa 98 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia setelah referendum di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk di Ukraina.

Referendum itu dikutuk secara luas oleh komunitas internasional, dengan negara-negara Eropa dan AS menyebutnya sebagai "palsu" dan mengatakan mereka tidak akan diakui.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement