REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi realisasi kinerja baik dari emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester satu 2022. Menurut Airlangga, kinerja emiten turut menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menko Airlangga mengatakan, kinerja emiten dalam tujuh tahun terakhir dimana perusahaan yang tercatat di BEI tumbuh 6,5 persen per tahun. Hingga Agustus 2022 ada 809 emiten yang tercatat dan sepanjang tahun 2022 ada 44 emiten dengan dana terkumpul mencapai Rp 21,8 triliun.
"Kapitalisasi pasar saham Indonesia juga terus meningkat dengan aliran modal asing yang terus masuk ke pasar saham Indonesia," ujar Airlangga dalam acara Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Tahun 2022 yang digelar secara virtual, Rabu (28/9/2022).
Airlangga mengatakan pemerintah tetap mewaspadai risiko terjadinya resesi global yang akan mendorong pelemahan permintaan global. Seperti prospek harga komoditas yang trennya mulai menurun, ekspor produk manufaktur ke Amerika Serikat yang terimbas potensi resesi, serta prospek barang tahan lama atau durable goods di pasar domestik.
Sementara sektor yang relatif bertahan atau memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang antara lain telekomunikasi, jasa kesehatan, makanan dan minuman, serta komoditas hilirisasi seperti nikel. Untuk menjaga kepercayaan dunia usaha dan menjaga momentum pemulihan ekonomi seiring meredanya pandemi Covid-19, pemerintah mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dari pandemi ke endemi.
Airlangga menuturkan, strategi tersebut diantaranya dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor, deteksi kasus yang intensif, langkah sigap penanganan terapi, akselerasi vaksinasi, dan upaya penanganan kesehatan masyarakat berbasis digital.
Pemerintah juga masih melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2022 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 455,6 triliun. Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menuturkan, anggaran PEN pada 2022 ini difokuskan pada penanganan kesehatan, pemberian bantuan sosial, dan mendukung kegiatan usaha.
Program PEN dinilai sangat berperan dalam percepatan pemulihan pasca pandemi. "Di jangka panjang, pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui UU Cipta Kerja yang diharapkan bisa mempercepat investasi dan juga meningkatkan output perekonomian dengan hilirisasi dan mendorong berlakunya prinsip-prinsip ekonomi hijau serta mempercepat digitalisasi," kata Airlangga.
Pemerintah akan mendorong berbagai kebijakan fiskal dan non-fiskal yang bisa memberikan insentif bagi para emiten untuk mendorong pengembangan pasar modal dan pendalaman pasar keuangan. Pelayanan Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) juga akan terus disosialisasikan untuk memperbaiki iklim usaha dan peningkatan investasi di Indonesia.
Pemerintah juga mengapresiasi peraturan OJK terkait relaksasi ketentuan bagi emiten yang diperpanjang hingga Maret 2023 untuk menjaga kinerja dan stabilitas pasar modal akibat penyebaran Covid-19. Airlangga menambahkan, implementasi berbagai strategi yang telah disiapkan pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder termasuk AEI, merupakan pilar yang sangat penting untuk menjaga pemulihan ekonomi di tengah lingkungan global yang sangat fluktuatif. "Tahun ini Indonesia memimpin G20 dan tahun depan memimpin ASEAN. Jadi, dua panggung teater ekonomi ini diminta untuk dimanfaatkan oleh AEI yang merupakan tempat para juara emiten di pasar modal," ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga berharap emiten terus mendorong keuangan berkelanjutan atau sustainable finance. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim serta pasar modal diharapkan akan semakin kuat sebagai sumber pembiayaan untuk menopang perekonomian nasional.