Kamis 29 Sep 2022 06:42 WIB

Sri Mulyani: Nilai Investasi Ekonomi Digital Indonesia Bisa Mencapai 120 Miliar Dolar AS

Ekonomi digital memiliki potensi tinggi terhadap sumber pertumbuhan nasional.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah mencatat nilai investasi ekonomi digital Indonesia sebesar 4,7 miliar dolar AS pada kuartal I 2021. Adapun realisasi ini berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan data tersebut menunjukkan ekonomi digital memiliki potensi yang tinggi terhadap sumber pertumbuhan domestik pada masa depan.

Baca Juga

"Angka tersebut melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir," ujarnya saat Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20, Rabu malam (28/9/2022).

Menurutnya ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh lebih kuat. Pada 2021, nilai ekonomi digital Indonesia berada pada posisi tertinggi di Asia Tenggara yakni diproyeksikan sebesar 70 miliar dolar AS. Pada masa mendatang 2025 diperkirakan lebih dari 120 miliar dolar AS.

Kendati begitu, Sri Mulyani menyebut terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, yakni disparitas akses internet khususnya antar wilayah dan antar tingkat pendapatan, konektivitas utamanya antar pulau Jawa dan pulau lainnya masih belum merata.

Tantangan lainnya yakni keamanan siber, yang juga sangat penting dan nyata sebagai ancaman terhadap ekonomi digital. Maka demikian perlindungan data bagi konsumen menjadi sangat kritis.

“Perlakuan pajak yang sama antara pengusaha lokal dan asing turut menjadi salah satu masalah dan keterbatasan skema pendanaan bagi perusahaan rintisan atau startup, serta rendahnya sumber daya manusia bidang wirausahawan,” ucapnya.

Berdasarkan peluang dan tantangan tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berpendapat Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan karena kemajuan teknologi akan mengubah cara dunia bekerja.

"Kita juga harus lebih tanggap dan bersiap menghadapi tantangan risiko dan dinamika perkembangan ekonomi digital ke depan," ucapnya.

Menurutnya pertumbuhan sektor ekonomi digital diiringi pula dengan transaksi keuangan digital. Meskipun tidak diragukan lagi bermanfaat untuk meningkatkan inklusi keuangan, pertumbuhan sektor ekonomi digital juga menciptakan platform baru terhadap pencucian uang dan kejahatan ekonomi.

Sri Mulyani juga mencatat sebesar 73,7 persen populasi Indonesia merupakan pengguna internet. Adapun persentase yang besar tersebut menguntungkan pertumbuhan ekonomi.

”Dari data tersebut, ekonomi digital merupakan potensi besar sebagai sumber pendapatan masa depan. Meski begitu, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam perkembangan ekonomi digital Indonesia," ucapnya.

Maka itu, dia mengingatkan masyarakat menyiapkan strategi yang efektif agar iklim usaha dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Tak hanya masyarakat, Sri juga memastikan pemerintah terus menyediakan dan memfasilitasi ekosistem ekonomi digital.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement