REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia tidak akan memberikan paspor kepada warganya yang terpilih dalam pasukan cadangan untuk berperang di Ukraina. Langkah ini diambil karena kekhawatiran pembatasan perjalanan meningkat dan puluhan ribu orang bergegas meninggalkan Rusia di tengah mobilisasi pasukan cadangan.
“Jika seorang warga negara dipanggil untuk dinas militer atau menerima panggilan (untuk mobilisasi), paspornya akan ditolak,” kata situs web pemerintah, dilansir Alarabiya, Kamis (29/9/2022).
Sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi untuk menopang tentara Rusia di Ukraina, puluhan ribu telah melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk menghindari wajib militer. Banyak yang khawatir bahwa pria usia wajib militer akan dilarang meninggalkan Rusia.
Rusia memiliki sistem paspor internal atau dokumen yang digunakan sebagai tanda pengenal, dan diterima di beberapa negara tetangga bekas Soviet. Hanya sebagian kecil orang Rusia yang memiliki paspor, sehingga mereka dapat bepergian ke negara yang bukan bekas Soviet.