Kamis 29 Sep 2022 13:36 WIB

ICMI Harap Partai Islam Terus Usung Nilai Demokrasi

Arif menilai demokrasi di Indonesia masih bersifat prosedural.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria memberikan arahan usai melantik Ketua Organisasi Wilayah (Orwil) ICMI Yogyakarta dan Pengurus 2022 hingga 2027 di Auditorium Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Senin (22/5/2022). Pada kesempatan ini Ketua Orwil ICMI Yogyakarta Mahfud Sholihin menggantikan Harry Zudianto sebagai ketua yang lama.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ketua Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria memberikan arahan usai melantik Ketua Organisasi Wilayah (Orwil) ICMI Yogyakarta dan Pengurus 2022 hingga 2027 di Auditorium Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Senin (22/5/2022). Pada kesempatan ini Ketua Orwil ICMI Yogyakarta Mahfud Sholihin menggantikan Harry Zudianto sebagai ketua yang lama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Arif Satria mengatakan Indonesia akan menghadapi tantangan jelang Pemilu 2024. Tantangan tersebut semakin bertambah dengan adanya ketidakpastian masa depan akibat pascapandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik dunia.

Terkhusus jelang kontestasi nasional pada 2024, ICMI mengharapkan semua elemen masyarakat bersama-sama mengawal kehidupan berbagsa dengan berbasis pada nilai demokrasi dan bernegara. Terutama kepada partai politik berbasis Islam yang akan mengikuti Pemilu 2024.

Baca Juga

"Tentu kita berharap partai-partai Islam adalah partai-partai yang terus mengusung nilai-nilai demokrasi, kehidupan berbangsa, dan bernegara. Kita pun berbasis pada nilai-nilai itulah kita akan mengantarkan Indonesia ini menjadi sebuah negara adil dan makmur," tutur Arif dalam diskusi yang digelar ICMI, Kamis (29/9/2022)

Ia mengakui, demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya diaplikasikan secara substansial. Menurutnya, demokrasi di negara ini dinilai masih bersifat prosedural, yang butuh pengawasan agar pelaksanaannya dapat berjalan baik.

"Sehingga value-value kehidupan berbangsa dan bernegara, value tentang kesatuan, keadilan, kemakmuran, dan lain-lain itulah yang harus dijunjung. Jadi value-value inilah yang harus diperjuangkan, ICMI berjuang memperjuangkan value, nilai," ujar Arif.

ICMI, jelas Arif, akan terus menjadi salah satu sumber inspirasi dan solusi dari berbagai persoalan bangsa. Solusi dan inspirasi tersebut akan terus dikedepankan dengan gagasan, ide, serta pemikiran yang objektif dan independen.

Beban kecendekiawanan yang melekat pada identitas ICMI itulah yang akan terus ditunjukkan. Gagasan transformasi bangsa yang tidak terlepas dari kajian, pemikiran, dan juga berbagai agenda aksi untuk terus memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa.

"ICMI terus berpegang pada ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan kecendekiawanan, maka transformasi ini berbasis pada nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, kalau kita ini terus bisa berpacu dengan gagasan-gagasan besar untuk menghadapi masa depan," ujar Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

"ICMI terus mendorong diperjuangkannya nilai-nilai, sehingga tercipta sebuah kehidupan berbangsa bernegara yang sehat, kehidupan politik yang sehat, kehidupan berbangsa dan bernegara yang membawa bangsa kita menjadi sebuah bangsa yang makmur," sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement