Kamis 29 Sep 2022 14:30 WIB

Pejuang Subuh Pondok Indah Gelar Khitanan Massal Yatim dan Dhuafa

Sebanyak 263 anak yatim dan dhuafa mengikuti program kilhitanan massal

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Agung Sasongko
anak yatim (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
anak yatim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Sebanyak 263 anak yatim dan dhuafa mengikuti program kilhitanan massal yang digelar Yayasan Pejuang Subuh Pondok Indah dan Ibu Nusantara Berbagi (Inube) di Masjid Raya Pondok Indah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2022). Ratusan peserta tersebut berasal dari wilayah Jakarta, Bogor hingga Tangerang Selatan.

"Alhamdulilah kita hari ini dapat bekumpul berama insyallah akan dihadiri kurang lebih 260 anak yatim dan dari kaum dhuafa yang akan diselenggarakan satu hari. Sesuai dengan syiar agama Allah, visi dan misi pejuang subuh adalah memakmurkan masjid dengan syiar ISlam dengan baik,"kata Ketua Yayasan Pejuan Subuh, Yudi Yulius, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Yudi menyebut, program ini telah direncanakan selama sebulan lebih dan diberikan kepada ratusan anak secara gratis. Beberapa program atau kegiatan lanjutan juga akan digelar Yayasan Pejuang Subuh.

Dia juga menjelaskan, Yayasan Pejuang Subuh merupakan kumpulan para jamaah di Masjid Raya Pondok Indah yang kemudian membentuk yayasan ini. Mereka melakukan kegiatan yang sesuai visi dan misi Yayasan, berupa kegiatan dakwah, pendidikan dan sosial.

"Kegiatan ini adalah rangkaian kita punya misi dan visi dan syiar agam Islam dnegan baik, di mana dengan melalui pendidikan dakwah dan sosial. Ini (khitan) adalah bentuk sosial,"ujarnya.

"Jadi Yayaan Pejuang Subuh berdiri dua tahun lalu. Alhmadulilah kita sudah berapa kali melakukan program-program, melakukan berbagi kasih Ramadhan kemarin sebanyak 1650 yatim dan dhuafa, tadarus kajian Alquran selama sebulan,"tambahnya.

Adapun Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan program seperti ini adalah sinergi yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Ia berharapa agar kegiatan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan.

"Selama pandemi Covid-19, kegiatan seperti ini tidak bisa dilaksanakan, setelah bisa dilaksanakan, jadi banyak anaknyang belum sunat jadi mau. Saya harap mungkin bisa setahun tiga kali, dua kali atau sekali tidak masalah,"katanya.

" Sunat itu yang pertama dari kesehatan, yang kedua untuk ibadah kita akan lebih bersih. Salah satu organ yang kita buang ini mempercepat pembersihan dari penyakit,"tambahnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement