Kamis 29 Sep 2022 14:54 WIB

Bio Farma Siapkan Uji Klinis IndoVac untuk Usia 12-17 Tahun

Saat ini izin vaksin IndoVac untuk vaksinasi individu berusia 18 tahun ke atas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Christiyaningsih
PT Bio Farma (Persero) sedang menyiapkan uji klinis penggunaan vaksin IndoVac untuk usia 12-17 tahun. Ilustrasi.
Foto: istimewa
PT Bio Farma (Persero) sedang menyiapkan uji klinis penggunaan vaksin IndoVac untuk usia 12-17 tahun. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) sedang menyiapkan uji klinis penggunaan vaksin IndoVac untuk usia 12-17 tahun. Diketahui, izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA) vaksin IndoVac adalah untuk vaksinasi individu berusia 18 tahun ke atas.

"EUA yang kita dapat kemarin yang saya baca di media itu memang untuk usia 18 tahun ke atas. Namun, kita juga sudah melakukan persiapan uji klinik booster dewasa, sudah berjalan. Ini kita lagi persiapan uji klinik remaja usia 12-17 tahun," kata Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Saat ini, Bio Farma sudah siap memproduksi vaksin IndoVac, di mana untuk tahap awal produksi maksimal mencapai 20 juta dosis. Vaksin karya anak bangsa tersebut juga sudah mengantongi sertifikasi kehalalan vaksin yang diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) setelah melalui serangkaian audit aspek kehalalan.

"Kita sudah langsung produksi ya, karena memang sudah kita siapin. Fasilitas produksinya sudah dapat sertifikasi CPOB dari BPOM. Kemudian, kita juga sudah mendapat sertifikasi halal. Jadi kita langsung produksi ya," kata Honesti.

Honesti mengatakan, untuk tahap pertama pihaknya menyiapkan 20 juta dosis. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.

Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan. Dalam jangka panjang, pasar ekspor vaksin juga menjadi tujuan Bio Farma. BUMN itu telah mendaftarkan Emergency Use Listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Prosesnya kita memang EUA dulu Indonesia, setelah dapat kita baru nanti daftarkan ke WHO agar dapat EUL," terangnya.

"Kalau untuk harapannya memang ada ekspor, tapi untuk tahap pertama mungkin donasi lah ya dari Indonesia terutama untuk negara yang low middle income countries mungkin mereka membutuhkan, seperti Afrika," sambung Honesti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement