REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran akan melakukan pembuatan sodetan di wilayah Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, yang terdampak banjir. Pembuatan sodetan itu dinilai dapat mengantisipasi terjadinya banjir serupa di kemudian hari.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Pangandaran, Ling Ling Nugraha Senjaya, mengatakan, pihaknya telah melakukan survei ke Desa Bunisari yang terdampak banjir sejak pekan lalu itu. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Rabu (28/9/2022), salah satu penanganan yang akan dilakukan adalah dengan pembuatan sodetan.
"Jadi di sana itu wilayah seperti mangkok, dikelilingi bukit. Jadi air hujan semua menumpuk di sana," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (29/9/2022).
Ia mengatakan, di wilayah itu sudah terdapat saluran pembuangan air yang tersedia. Namun, saluran itu terlalu kecil, sehingga tak berfungsi optimal ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Sementara hujan yang terjadi pada beberapa hari ke belakang intensitasnya sangat tinggi.
Karenanya, Ling Ling menilai, perlu dibuatkan saluran baru dengan menyodet bukit yang mengelilingi wilayah tersebut. "Di sana memang sudah ada saluran air, tapi mungkin karena dibuat secara swadaya masyarakat, ukurannya kecil. Air tidak mengalir. Sementara saat ini intensitas hujan sangat tinggi. Mangkanya itu akan diperbesar," kata dia.
Ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan pembuatan saluran atau sodetan di wilayah itu. Satu sodetan akan memiliki panjang 60 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 2 meter. Sementara sodetan lainnya akan memiliki panjang 80 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 8 meter.
Menurut Ling Ling, pekerjaan pembuatan sodetan itu akan segera dilakukan setelah kondisi cuaca mendukung. Pasalnya, kondisi cuaca saat ini masih sering terjadi hujan.
"Kalau kondisi masih seperti ini, kami mau melakukan penyodetan kan pasti terkendala alat berat susah masuk. Namun kami akan lakukan penanganan secepatnya. Oktober kami usahakan sudah beraktivitas," kata dia.
Ling Ling mengaku belum bisa memastikan anggaran yang dibutuhkan untuk pembuatan sodetan itu. Namun, pembuatan sodetan itu sudah menjadi atensi Bupati Pangandaran
"Mudah-mudahan dengan penanganan ini, masalah di sana bisa teratasi. Nanti ke depan apakah akan dibuat permanen, akan dihitung lagi anggarannya. Sementara ini untuk antisipasi hujan, kami lakukan sodetan dulu, jadi air bisa mengalir," ujar dia.
Kepala Desa Bunisari, Saefudin, mengatakan, kondisi banjir di wilayahnya sudah mulai berangsur surut pada Kamis siang. Akses jalan yang sebelumnya tergenang air hingga 3 meter telah bisa dilalui, meski hanya untuk pejalan kaki. Menurut dia, saat ini ketinggian air di jalan yang tergenang maksimal hanya 50 sentimeter.
Ia menambahkan, warga yang sebelumnya terdampak sudah dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Warga yang rumahnya terendam juga telah membersihkan rumahnya masing-masing.
"Namun air di lahan perkebunan dan pertanian warga masih tinggi," kata dia.
Menurut Saefudin, terdapat sekitar 7 hektare lahan perkebunan dan pertanian warga yang terendam air. Alhasil, warga tak bisa memanen hasil tanamannya.
"Tanaman membusuk, tapi nanti diupayakan mencari yang hidup. Karena ada 7 hektare itukira-kira kerugian Rp 100 juta. Karena di sana ada sawah, palawija, pokoknya kebun masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan, Pemkab Pangandaran juga telah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir tersebut. Pemkab juga berjanji untuk segera melakukan penanganan agar banjir di wilayah Desa Bunisari dapat diatasi.