Kamis 29 Sep 2022 17:16 WIB

Uji Coba Vaksin Malaria, Lengan Peserta Bengkak Digigit Nyamuk

Alih-alih pakai suntikan, ilmuwan uji coba vaksin malaria dengan gigiatan nyamuk.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Nyamuk Anopheles gambiae, vektor dari parasit malaria, menyedot darah ketika mengigit peneliti  the International Centre for Insect Physiology and Ecology (ICIPE) di Nairobi, Kenya, April 2008. Peneliti vaksin malaria di University of Washington, Amerika Serikat menggunakan nyamuk untuk
Foto: EPA
Nyamuk Anopheles gambiae, vektor dari parasit malaria, menyedot darah ketika mengigit peneliti the International Centre for Insect Physiology and Ecology (ICIPE) di Nairobi, Kenya, April 2008. Peneliti vaksin malaria di University of Washington, Amerika Serikat menggunakan nyamuk untuk "menyuntikkan" parasit Plasmodium yang dimodifikasi secara genetik kepada partisipan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menggunakan setidaknya 200 nyamuk untuk menggigit peserta uji coba vaksin malaria baru. Mereka mencoba membuat peserta terinfeksi dengan Plasmodium yang telah dimodifikasi secara genetik.

Para peneliti di University of Washington, Amerika Serikat menggunakan nyamuk untuk "menyuntikkan" parasit Plasmodium yang dimodifikasi secara genetik kepada partisipan manusia. Vaksin tentu diciptakan untuk mencegah manusia jatuh sakit. Tubuh orang kemudian akan menghasilkan antibodi yang membuat mampu melawan penyakit sebenarnya.

Baca Juga

"Kami menggunakan nyamuk seperti 1.000 jarum suntik kecil yang terbang," kata Dr Sean Murphy, seorang dokter University of Washington dalam sebuah makalah belum lama ini, dikutip dari Fox News, Kamis (30/9/2022).

Murphy tidak berencana memvaksinasi orang dengan menggunakan nyamuk. Sebaliknya, praktik ini hanya akan digunakan dalam uji klinis, meskipun menggunakan nyamuk hidup untuk memakan subjek dianggap misterius.

Tim memilih untuk menggunakan nyamuk karena suntikan parasit yang dimodifikasi melalui jarum lebih mahal dan memakan waktu, menurut NPR. Selain itu, Dr Kirsten Lyke dari Fakultas Kedokteran Univeristy of Maryland mengatakan kepada NPR bahwa dia percaya penggunaan parasit hidup adalah "pengubah permainan total" sambil mencatat bahwa "semua hal lama menjadi baru lagi”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement