Kamis 29 Sep 2022 18:25 WIB

Wapres AS Kunjungi Zona Demiliterisasi Korea

Kunjungan Harris tersebut dilakukan setelah peluncuran rudal terbaru Korea Utara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden AS Kamala Harris, tengah, bertemu tentara sebelum keberangkatannya dari zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea, di Panmunjom, Korea Selatan Kamis, 29 September 2022.
Foto: Leah Millis/Pool Photo via AP
Wakil Presiden AS Kamala Harris, tengah, bertemu tentara sebelum keberangkatannya dari zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea, di Panmunjom, Korea Selatan Kamis, 29 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PANMUNJOM -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengakhiri perjalanan empat harinya ke Asia dengan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Kamis (29/9/2022), yang menjadi pembatas antara Korea Utara dan Korea Selatan. Kunjungan Harris tersebut dilakukan setelah peluncuran rudal terbaru Korea Utara dan di tengah kekhawatiran bahwa negara tersebut dapat melakukan uji coba nuklir.  

Mengunjungi DMZ telah menjadi semacam ritual bagi para pemimpin Amerika, untuk menunjukkan tekad merek melawan agresi. Di DMZ, Harris pergi ke puncak bukit, dekat menara penjaga dan kamera keamanan.  Dia melihat melalui teropong besar ketika seorang perwira Korea Selatan menunjukkan instalasi militer di sisi selatan. Kemudian seorang perwira Amerika menunjukkan beberapa pertahanan di sepanjang garis demarkasi militer, termasuk pagar kawat berduri dan ranjau tanah liat. Dia mengatakan tentara Amerika secara teratur berpatroli di sepanjang jalan.

Baca Juga

"Ini sangat dekat," kata Harris.

Harris kemudian mengunjungi salah satu deretan gedung biru yang di dekat garis demarkasi. Seorang perwira Amerika menjelaskan kepada Harris, gedung tersebut masih digunakan untuk melakukan negosiasi antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Kedua negara itu terkadang  mengirim pesan bolak-balik, maupun bertukar pesan dengan menggunakan megafon.

"Itu teknologi tinggi," canda Harris. "Kami telah melangkah ke dalam sejarah," ujarnya.

"Ini masih berjalan," kata perwira AS tersebut kepada Harris

“Masa lalu dan sekarang terjadi setiap hari," kata Harris.

Harris kemudian berjalan keluar dari gedung dan naik ke garis demarkasi. Di sisi Korea Utara, dua sosok yang mengenakan pakaian hazmat mengintip dari balik tirai di jendela lantai dua. Kemudian mereka masuk kembali ke dalam.

Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada Rabu (28/9/2022) ketika Harris berada di Jepang. Sebelumnya Korea Utara menembakkan satu rudal pada Ahad (25/9/2022) sebelum Harris meninggalkan Washington.  

Harris menggambarkan peluncuran rudal Korea Utara sebagai provokasi yang dimaksudkan untuk menggoyahkan kawasan. Dia mengatakan, Amerika Serikat dan Korea Selatan tetap berkomitmen untuk denuklirisasi Korea Utara secara penuh.

"Saya tidak bisa cukup menyatakan bahwa komitmen Amerika Serikat untuk membela Republik Korea sangat kuat. Di (Korea) Selatan, kita melihat demokrasi yang berkembang pesat. Di (Korea) Utara, kita melihat kediktatoran brutal,” kata Harris sebelum terbang keluar dari perbatasan dengan helikopter militer AS.

Sebelumnya, Harris bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di di Seoul. Dalam pertemuan itu, Harris menegaskan kembali komitmen AS untuk membela Korea Selatan dengan berbagai kemampuan militernya jika terjadi perang.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement