Kamis 29 Sep 2022 22:58 WIB

Terpapar Gula Tambahan Sejak Kecil, Apa Risikonya Bagi Anak?

Orang tua harus lebih jeli membaca label minuman berpemanis buatan buat anaknya.

Red: Reiny Dwinanda
Minuman manis (Ilustrasi). Kandungan gula dari susu segar dengan susu yang berperisa akan menunjukkan hasil yang berbeda.
Foto: Flickr
Minuman manis (Ilustrasi). Kandungan gula dari susu segar dengan susu yang berperisa akan menunjukkan hasil yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Risiko gangguan kesehatan terhadap anak-anak semakin meningkat bila mereka sudah terpapar gula tambahan sejak kecil. Gangguan kesehatan seperti apa yang bisa mengusik?

"Kita harus ekstra hati-hati, terutama pada anak-anak, karena semakin dini orang terpapar gula tambahan, semakin besar risiko penyakitnya," kata dr Kurniawan Satria Denta SpA  dalam bincang-bincang daring, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Dokter anak dari Universitas Gadjah Mada itu mengatakan efek samping yang bisa dialami anak yang terpapar gula tambahan sejak dini meliputi gangguan metabolisme hingga kecanduan gula. Bagi anak-anak yang sedang berada dalam masa pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI), yakni usia kisaran enam bulan hingga 12 bulan, gula tambahan boleh diberikan maksimal lima persen dari total kalori harian.

"Untuk anak-anak yang lebih besar (batasan gula) 25 gram per hari," jelas dia.

Denta mengimbau orang tua untuk lebih jeli dalam membaca label gizi pada minuman berpemanis dalam kemasan. Dengan begitu, asupan gula yang dikonsumsi anak tidak berlebihan.

Makanan atau minuman yang terkesan menyehatkan, menurut Denta, juga perlu diamati label gizinya secara saksama untuk mengetahui seberapa besar kandungan gula. Sebagai contoh, kandungan gula dari susu segar dengan susu yang berperisa akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement