REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian menyatakan kesiapannya untuk memenuhi syarat ekspor tepung Porang ke China untuk meningkatkan penjualan produk porang asal Indonesia.
"Andaikan Pemerintah Tiongkok meminta protokol untuk tepung porang (dengan protokol yang sama dengan serpih porang), maka proses yang akan kita lalui adalah kurang lebih sama dengan serpih porang," kata Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Aprida Cristin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/9).
Aprida menjelaskan saat ini banyak eksportir tepung porang yang belum diloloskan izin ekspornya oleh Pemerintah China melalui General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC).
"Padahal selama ini kita sudah ekspor tepung porang ke China, sekarang tiba-tiba dilarang. GACC meminta kita menyiapkan surat resmi meminta dibukakan pasar. Itu sudah kita lakukan. Tinggal menunggu respons GACC," ujar Aprida.
Saat ini, kata Aprida, baru satu pelabuhan di China yang bisa menerima ekspor tepung porang dari Indonesia yaitu di Shanghai. Sementara pintu masuk lainnya masih ditutup. Direktur PT Sanindo Porang Berkah Dhian Rahadian menyatakan para pelaku ekspor tepung porang Indonesia berharap keran ekspor ke China bisa segera dibuka lebar.
Selain memiliki pangsa pasar yang sangat besar, ekspor tepung porang akan membantu penyerapan produksi umbi porang petani.
Selain ekspor ke China, Dhian berharap porang Indonesia dan produk turunannya bisa diekspor ke negara-negara lain di luar Asia. Selain itu juga bisa digunakan di industri dalam negeri agar membantu penyerapan produksi umbi porang dari petani.
"Kebutuhan dunia akan porang itu bukan hanya makanan, tapi juga buat industri farmasi, industri kosmetik, high tech. Itu masih terbuka luas. Tidak usah khawartir akan pasar porang ke depan," katanya.
PT Sanindo Porang Berkah telah lama mengekspor serpih porang (chips) kering ke China. Per 1 Juni 2020, Pemerintah China memutuskan secara sepihak dan mendadak untuk menutup pintu impor porang dari Indonesia.
Hal ini membuat eksportir porang Indonesia kehilangan pasar ekspor terbesar yaitu China. Sejauh ini, China menyerap sekitar 80 persen pasar serpih kering porang asal Indonesia.
Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pertanian dan Pemerintah China melalui The General Administration of Customs of The People?s Republic of China (GACC) bersepakat untuk menjalankan protokol persyaratan inspeksi dan karantina untuk ekspor serpih porang kering dari Indonesia ke China.