Jumat 30 Sep 2022 08:45 WIB

Rusia Buka Lebih Banyak Pos Pendaftaran Militer di Perbatasan

Rusia membuka lebih banyak kantor pendaftaran militer di dekat perbatasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang berjalan menuju penyeberangan perbatasan di Verkhny Lars antara Georgia, bawah, dan Rusia meninggalkan Chmi, Ossetia Utara-Republik Alania, Rusia, Rabu, 28 September 2022. Antrean panjang kendaraan telah terbentuk di perbatasan antara wilayah Ossetia Utara Rusia dan Georgia setelah Moskow mengumumkan mobilisasi militer parsial. Sehari setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukannya di Ukraina, banyak orang Rusia meninggalkan rumah mereka.
Foto: AP
Orang-orang berjalan menuju penyeberangan perbatasan di Verkhny Lars antara Georgia, bawah, dan Rusia meninggalkan Chmi, Ossetia Utara-Republik Alania, Rusia, Rabu, 28 September 2022. Antrean panjang kendaraan telah terbentuk di perbatasan antara wilayah Ossetia Utara Rusia dan Georgia setelah Moskow mengumumkan mobilisasi militer parsial. Sehari setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukannya di Ukraina, banyak orang Rusia meninggalkan rumah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pihak berwenang Rusia membuka lebih banyak kantor pendaftaran militer di dekat perbatasan. Usaha ini untuk mencegat beberapa pria Rusia berusia cukup yang mencoba melarikan diri dari wajib militer.

Sebuah kantor pendaftaran baru dibuka di pos pemeriksaan Ozinki di wilayah Saratov di perbatasan Rusia dengan Kazakhstan. Pusat pendaftaran lainnya akan dibuka di persimpangan di wilayah Astrakhan, juga di perbatasan dengan Kazakhstan.

Awal pekan ini, kantor wajib militer Rusia didirikan di dekat perbatasan Verkhny Lars yang menyeberang ke Georgia di Rusia selatan dan di dekat pos pemeriksaan Torfyanka di perbatasan Rusia dengan Finlandia. Pejabat Rusia mengatakan, mereka akan menyerahkan pemberitahuan panggilan kepada semua pria yang memenuhi syarat yang mencoba meninggalkan negara itu.

Baca juga : Rusia Minta PBB Desak Barat Cabut Sanksi Ekspor Pupuk

Lebih dari 194 ribu warga Rusia telah melarikan diri ke negara tetangga Georgia, Kazakhstan dan Finlandia baik dengan mobil, sepeda, atau berjalan kaki. Perpindahan serentak para pria ini terjadi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pekan lalu dalam mobilisasi sebagian pasukan cadangan. Sebagian besar pria di bawah usia 65 tahun terdaftar sebagai tentara cadangan di Rusia.

Istana Kremlin mengatakan, berencana untuk memanggil sekitar 300 ribu orang. Namun media Rusia melaporkan bahwa jumlahnya bisa mencapai 1,2 juta, klaim yang dibantah oleh pejabat Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia telah berjanji akan memanggil individu yang memiliki pengalaman perang atau dinas. Namun menurut beberapa laporan media dan pembela hak asasi manusia, orang-orang yang tidak sesuai dengan kriteria juga akan diminta partisipasinya.

Dekrit resmi tentang mobilisasi itu singkat dan tidak jelas. Keputusan Putin ini memicu kekhawatiran akan rancangan yang lebih luas.

Baca juga : Memeluk Islam, Titik Balik Serge Aurier

Dalam upaya nyata untuk menenangkan penduduk, Putin mengatakan kepada Dewan Keamanan Rusia pada Kamis (29/9/2022), bahwa kesalahan telah dibuat dalam mobilisasi. Dia mengatakan, orang-orang Rusia yang secara keliru dipanggil untuk dinas harus dikirim kembali ke rumah.

Putin menegaskan hanya cadangan dengan pelatihan dan spesialisasi yang tepat yang harus dipanggil untuk melayani. "Masing-masing kasus itu perlu ditangani secara mandiri, tetapi jika ada kesalahan, saya ulangi, itu harus diperbaiki. Penting untuk membawa kembali mereka yang direkrut tanpa alasan yang tepat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement